Jumat, 28 Desember 2018

Evan Dimas Resmi Bergabung Ke Barito Putra

(Sumber/foto:bola.com)

MEDIA SEMNAS-Kabar mengejutkan datang dari dunia sepak bola dimana punggawa timnasional Indonesia Evan Dimas Darmono telah resmi bergabung dengan club liga 1 yakni Barito Putra.

Dimana nama Evan Dimas sebelumnya santer di kaitkan dengan club lamanya yaitu persebaya namun secara mengejutkan malah berlabuh ke Barito Putra.

Kebenaran tentang kabar ini di sampaikan langsung melalui akun instragram Barito Putra pada Selasa (25/12/2018).

Hasnuryadi Sulaiman mentakan, kegembiraannya atas bergabungnya Evan Dimas tersebut.

"Kami bersyukur Evan Dimas sudah bergabung dan menjadi bagian keluarga besar PS Barito Putera. Semoga hadirnya Evan bisa membawa keberkahan bagi kami, dan Barito Putera bisa berprestasi di tahun 2019. Amin Allahummaamin," ujar manajer Barito Putera.

Dilansir dari Tribun-Timur.com, Evan Dimas mengaku  kalau dirinya senang dan akan memberikan yang terbaik bagi club barunya tersebut. 


"Karena saya sydah komitmen sama Barito, jadi sebagai seorang profesional saya harus membawa Barito berprestasi di tahun depan," ujar Evan Dimas

Jumat, 21 Desember 2018

Miniatur Rumah keren dari kardus



Miniatur Rumah keren dari kardus-Bahan bekas kardus sebenarnya banyak mamfaatnya lo bisa di buat berbagai macam kerajinan bahkan yang bernilai eekonomi maka dari dari itu sobat semua ketika kita mempunyai kardus jangan di buang kita oalah untuk menjadi kerajinan yang keren salah satunya dengan di buat miniatur seperti rumah keren dibawah ini






Sekian semoga informasi ini berguna buat kalian nah untuk yang mendownloard saya berharap untuk meninggalkan komentar di bawah ini.  (snp)

Jumat, 14 Desember 2018

“Pemanfatan Hutan Pariwisata Sebagai Upaya Peningkatan Perekonomian Masyarakat di Desa Bajang Kecematan Pakong Kebupaten Pamekasan”

“Pemanfatan Hutan Pariwisata Sebagai Upaya Peningkatan Perekonomian Masyarakat di Desa Bajang Kecematan Pakong Kebupaten Pamekasan”


Oleh: Sipan
NIM :201607080089
Mahasiswa Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial

Abstrak
Desa wisata sebutan baru bagi daerah yang ada di desa Bajang kecamatan Pakong Kabupaten Pamekasan, daerah tersebut kini ramai dikunjungi para wisatawan berkat pengelolaan hutan yang ada di bukit berukoh  yang memiliki nilai eksotis karena dapat melihat langsung pesona pemandangan indah persawahan diupayakan oleh masyakarakat sekitar untuk dijadikan sebagai tempat wisata alam yang dapat menguntungkan bagi nilai perekonomian masyarakat sekitar.
Penelitian yang dilakukan di Desa Desa Bajang Kecematan Pakong Kebupaten Pamekasan pada masyarakat desa Bajang. Penelitian ini dianalisis mengunakan tiga jalur analisis data kualitatif yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Tujuannya untuk mengetahui seberapa besar manfaat hutan yang ada di daerah bukit berukoh sebagai tempat pariwisata, serta memahami besarnya potensi pendapatan masyarat disekitar hutan bukit berukoh.
Dengan   jadikannya   sumberdaya  alam yang dapat dimanfaatkan tersebut  sebagai obyek  wisata  alam yang indah,   maka  perekonomian  masyarakat   Desa  Bajang Kecamatan Pakong meningkat.

Kata kunci: Pengelolaan hutan, Fungsi kawasan, Masyarakat lokal, sumbedaya hutan.
 Pendahuluan
Hutan merupakan sumber daya alam yang berada di bumi yang memiliki nilai ekonomi dan sosial yang dapat dimanfaatkan. Dengan demikian hutan menjadi sangat bermanfaat bagi kelangsungan kehidupan di bumi terutama bagi kelangsungan hidup manusia karena hutan selain memiliki keuntungan untuk bumi sebagai paru-parunya, juga dapat menguntungkan bagi perekonomian makhluk hidup di sekitarnya. Pasalnya, hutan memiliki nilai ekonomi yang dapat dimanfaatkan masyarakat sekitar sebagai contoh dengan menjadikannya obyek wisata.seperti halnya di Desa Bajang Kecematan Pakong Kebupaten Pamekasan yang mempunyai hutan yang dijadikan obyek wisata alam yang sangat indah.
Desa wisata yang dijadikan sebagai obyek wisata alam di Gunung berukoh ini dikelola oleh masyarakat sekitar. Desa wisata yang memiliki nilai eksotis dengan ketinggian perbukitannya mencapai 250 meter diatas permukaan laut dan dapat melihat langsung pesona pemandangan indah persawahan diupayakan oleh masyakarakat sekitar untuk dijadikan sebagai tempat wisata alam yang dapat menguntungkan bagi nilai perekonomian masyarakat sekitar dan juga guna untuk melestarikan dan menjaga alam di Desa Bajang Kecematan Pakong Kebupaten Pamekasan. Gambar 1: kondisi hutan sebelum menjadi tempat wisata
Desa   Wisata  berukoh sebutannya   merupakan   desa  wisata  yang   di  kembangkan   dan dikelola   oleh   masyarakat  di  Desa Bajang Kecematan Pakong Kebupaten Pamekasa. Hutan yang dimanfatkan masyarakat sekitar   sebagai   obyek  wisata   alam   tersebut   memiliki   keindahan   alam   yang eksotis   dengan   pemandangan   persawahan  di sekitar perbukitan bukin berukoh.  Keindahan  alam  tersebut   dapat   menguntungkan perekonomian masyarakat sekitar dan  juga sebagai upaya masyakarakat dalammelestarian alam di Desa Wisata Bajang. Dengan demikian, maka masyarakat di Desa   Desa Bajang Kecematan Pakong Kebupaten Pamekasan   sebagai pengembang   Desa   Wisata   Bajang   tidak   hanya   mengeksploitasi   maupun memanfaatkan kekayaan yang ada di Desa Wisata tersebut namun juga sebagaiupaya   pelestariannya.   Dengan   demikian,   Desa   Wisata   Bajang yang mendapatkan   daya tarik   dari  wisatawan   dengan  keindahannya,  semakin   hari semakin   menarik   banyak  wisatawan   yang  ingin   berkunjung   ke  Desa  Wisata Bajang. Gambar 2: Kondisi setelah di buat wisata
Dengan banyaknya wisatawan yang mengunjungi Desa Wisata Berukooh  pendapatan   yang   di peroleh   oleh   masyarakat   sekitar   akan  semakin bertambah. Dengan demikian pula, maka pendapatan atau hasil yang diperoleh dapat   dijadikan   sebagai   dana   untuk   merawat   dan   menjaga   serta mengembangkan kawasan Desa Wisata Bajang tersebut.Oleh  karena itu, pentingnya untuk   melestarikan   kekayaan   alam   yang  ada merupakan   bagian   terpenting  untuk  menjaga   lingkungan   agar  tidak  semakin rusak.  Karena, terkadang  manusia  lalai dalam  hal  memanfaatkan sumber  dayaalam yang ada. Tidak sedikit dari mereka  yang hanya mampu mengeksploitasi saja   tanpa   melestarikan.   Menjadikan   kekayaan   alam   sebagai   sumberkeuntungan   yang   terus   dieksploitasi   tanpa   peduli   betapa   pentingnya   untuk menjaga.  Selain  itu  adanya revitalisasi  pembangunan   hutan merupakan upaya untuk   mengembalikan   vitalitas   hutan   yang   rusak   sehingga   nantinya   dapatdikelola   dengan   prinsip   pengelolaan   hutan   berkelanjutan   (sustainble forestmanagement)  yang   memperhatikan  keselarasan dan  keserasian  nilai keonomi,ekologi dan sosial budaya (Wilujeng, 2015).
Gambar 3: Kawasan wisata
Seperti halnya yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Desa Bajang Kecematan Pakong Kebupaten Pamekasan yang memanfaatkan   kekayaan   alam   sebagai   sumber   ekonomi   yang   sangaja menguntungkan   bagi  perekonomian  di   masyarakat   sekitar  namun  juga   tidak melalaikan   tanggung   jawabnya   untuk   melestarikan   dan   menjaganya  dengan berbagai cara. Hal  ini dirasa sangat balance karena di satu sisi kekayaan yang dimanfaatkan menguntungkan bagi perekonomian masyarakat Desa Desa Bajang Kecematan Pakong Kebupaten Pamekasan dan si satu sisi yang lain masyarakat sekitar tidak melupakan untuk melestaraikan   dan   menjaga   sumber   daya   alam yang ada.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Pendekatan kualitatif dipilih peneliti karena mampu memberikan pemahaman yang mendalam dan rinci mengenai suatu peristiwa atau gejala sosial, serta mampu menggali realitas dan proses sosial maupun makna yang didasarkan pada pemahaman yang berkembang dari subjek yang diteliti (Sitorus, 1998). Metode studi kasus pada pelaksanaannya di lapangan dilakukan dengan menggunakan wawancara mendalam, pengamatan berperan serta terbatas, maupun penelusuran (analisis) data sekunder sebagai instrumennya. Gambar 4: Objek wisata kawasan hutan berokoh
Strategi studi kasus yang diterapkan oleh peneliti mampu menghindari terbatasnya pemahaman yang diikat oleh suatu teori tertentu dan yang hanya berdasar pada penafsiran penelitian.
Penelitian dilakukan di Desa Desa Bajang Kecematan Pakong Kebupaten Pamekasan pada masyarakat desa Bajang. Penelitian ini dianalisis mengunakan tiga jalur analisis data kualitatif yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan (Sitorus, 1998).
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar manfaat hutan yang ada di daerah bukit berukoh sebagai tempat pariwisata, serta memahami besarnya potensi pendapatan masyarat disekitar hutan bukit berukoh disebabkan perkembangan hutan pariwisatanya.
Memahami Konsep Filosofis Pengelolaan Sumber Daya Alam
lnstitusion without concept are blind, concept without institusion are empty (Kant). Dogan dan Pelassy (1996) menyetir untaian kata bijak Kant ini ketika mengawali pemaparan tentang operational consept dalam buku-nya How to Compare Nations: Strategies in Comparatiae Politics. Penulis merasa perlu mengemukakan pemikiran Kant sebagai kerangka teoritik, dalam menyoroti ketidaksinkronan dialektis yang berkembang dewasa ini mengenai strategi pengelolaan sumberdaya alam termasuk didalamnya sumberdaya kehutanan. Dalam hal ini kebijakan pengelolaan hutan berdasarkan pendeka tarr con cep t ual r at io n aI seb agaim ana (misalnya) gaga an yang diusung Kinreng (2003), selalu berbenturan ais a ais dengan pendekatan institusional moral bahkan pendekatan rasional selalu mengalahkan pendekatan moral (Satria, 2003).
Pemikiran Kant ini sangat relevan dalam melihat pandangan manusia saat ini yang selalu berseberangan dalam melihat strategi pengelolaan sumberdaya alam. Kepemihakan yang berlebihan terhadap satu pendekatan yang dianggap sebagai satu-satunya solusi cenderung akan menutup mata terhadap kelemahan mendasar dari pendekatan yang dianutnya. Mengedepankan rasionalitas tanpa pijakan moral sering kali tidak bermanfaat (bahkan merugikan) bagi sesama sebaliknya aspek moral saja tanpa landasan rasionalitas yang memadai adalah fatamorgana(Nurrochmat, 2004).
Ada dua hal pokok yang mencuat dalam dialektika pengelolaan sumber daya alam (termasuk hutan) masa kini. Pertama, masalah anthroposentrisme dan ekosentrisme dengan berbagai variannya. Kedua, adalah pendekatan rasional dan moral termasuk didalamnya short-term self interest dan positivistiknya.Polemik pengelolaan sumberdaya alam seringkali tidak berujung pada sinergi, karena kegagalan para pihak memahami tataran "role" dan "goal". Thorngate (2001) mengatakan bahwa meskipun terkesan mirip, goal dan role memiliki pengertian yang berbeda. Menurutnya "goals define what is to be accomplished" sedangkan "roles define who wiII do what, where, and when to accompolish them". Sesungguhnya penulis sendiri tidak melihat perbedaan tujuan mendasar antara pendekatan rasional dan gagasan moral karena keduanya bermuara pada satu goal yang sama atau setidaknya serupa, katakanlah social harmony. Perbedaan taiam terjadi pada tataran strategi dan ini berarti keragamarr "roles".
Dominasi pendekatan rasional-antroposentris dalam prakteknya cenderung mengabaikan rasionalitas wilayah lain misalnya kearifan lokal (tradisional). Apalagi rasionalitas itu sifatnya yang sentralistik sangat berpotensi membunuh realitas keragaman. Berangkat dari pemikiran ini lah perlunya mendekonstruksi pendekatan rasional dengan pendekatan moral (Satria 2003), di antaranya melalui desentralisasi -termasuk partisipasi dan devolusi. Pemikiran ini wajar karena sesungguhnya pendekatan moral dan pengelolaan sumberdaya alam misalnya melalui partisipasi dan devolusi sudah menjadi icon wajib dalam berbagai studi pengelolaan sumberdaya alam sejak pertengahan 1980-an.
Namun ternyata konsep ini bukan tanpa cacat. Cooke dan Khotari (2001), misalnya, dalam bukunya Participation; The Neut Tyrany? " mengkritik tajam penerapan konsep partisipasi. Dalam pengelolaan sumberdaya alam hutan, Anderson (2000) mengatakan bahwa partisipasi dan devolusi memang berpotensi untuk pengelolaan hutan secara lebih baik dan lestari, namun demikian i,rga diingatkan bahwa .... Participation or decentralization it self can not guarantee that people wiII reap more benefits or be more interested in sustainable forest management". Selanfutnya dikatakan bahwa sering kali konsep partisipasi berlandaskan pada asumsi umum yang belum teruji kebenarannya. Misalnya: pertama, masyarakat lokal mempunyai kemauan dan kemampuan mengelola sumberdaya alam secara lestari; kedua, masyarakat lokal homogen dan stabil; ketiga, pengetahuan lokal yang spesifiksesuai unfuk pengelolaan sumberdaya alam secara lestari.
Dalam kenyataarnya asumsi diatas hanya tepat pada suatu daerah tertentu, tetapi belum tentu sesuai dengan kondisi daerah yang lain. Sebagaimana pendekatan lainnya, disamping mempunyai kelebihary partisipasi (sebagai salah satu bentuk pendekatan moral) juga mempunyai kelemahan. Banarjee (1997) mengatakan bahwa partisipasi tidak bisa diterapkan dalam berbagai kondisi diantaranya pada daerah dimana terjadi konflik penguasaan sumberdaya alam atau di daerah yang struktur populasinya sangat terpencar. Pendekatan partisipasi jauh lebih sulit diterapkan ketika berhadapan dengan kenyataan bahwa tradisi semakin longgar dan semakin banyak anggota masyarakat yang tidak lagi merasa terikat dengan kepentingan kolektif (Susilo, 2003: 26). Dari pengalaman di lapangan, tampaknya pendekatan rasional dapat efektif di terapkan pada daerah yang masih memegang kuat kearifan tradisional. Namun, di sisi lain terjadi kecenderungan "motivasi uang" pada masyarakat lokal di berbagai tempat akibat pengaruh globalisasi dan ekonomi pasar yang masuk.

Kreteria
Hutan Kemasyarakatan
Jika  kita  melihat pemangunan  nasional saat  ini, mereka  mengacu padaTriple Track Strategi, yang meliputi:
Pro growth: ekonomi harus mampu tumbuh dengan   meningkatkan ekspor dan investasi
Pro   Jobs: dimana   pembangunan   nasional   harus   juga   diimbangi dengan penyediaan lapangan kerja agar pengangguran terkurangi
Pro poor: pembangunan juga harus mampu mengurangi kemiskinan terutama   mereka  yang   ebrada  di   pedesaan,  dan   sektor  pertanian,perikanan, dan kehutanan.
Hutan   kemasyarakatan   bertujuan   meningkatkan   kesejahteraan masyarakat setempat melalui pemanfaatan melalui pemanfaatan sumberdaya hutan secara optimal, adil dan berkelanjutan dengan tetap menjagakelestarian fungsi hutan dan lingkungan hidup (Permenhut, 2014)
Pelestarian Lingkungan
Secara   ekologi   pembangunan   merupakan   gangguan   terhadap keseimbangan   lingkungan, sehingga upaya pelestarian  lingkunganmerupakan   suatu   yang   janggal   jika   dihubungkan  dengan   kegiatan pembangunan. Konsep  pelestarian   lingkungan modern mesti berisikan upaya pemanfaatan lingkungan sekaligus memelihara keberlanjutannya. Untuk mewujudkan hal tersebut terdapat  strategi   mempertahankan kelestarian lingkuangan, yaitu :
Memperkuat kapasitas   perencanaan   lokal   dengan   mamasukkan aspek konservasi ke dalam perencanaan spasial
Rasionalisasi hak-hak atas sumberdaya
Pengembangan area lokal (B. Mitchell, Setiawan, 2000).
Ekonomi Lokal
Menurut   Blackely dan Bradshaw,   pegembangan   ekonomi   lokal merupakan   proses   dimana   proses   pemeirntah   lokal  dan  organisasi masyarakat terlibat untuk mendorong, merangsang, memelihara, aktivitasusaha untuk mencipatakan  lapangan  pekerjaan. Sedangkan  menurut Wold   Bank, ekonomi  lokal   adalah   proses   dimana   para pelakupembangunan, bekerja kolektif dengan mitra dari sektor  publik,   swastadan non pemeirntah, untuk menciptakan kondisi lebih baik bagi pertumbuhan ekonomi dan  kesempatan kerja (“Worldwide Governance indicator, ")
Pembahasan
Kawasan Hutan yang ada di bukit berukoh merupakan salah satu ekowisata yang  berbasis hutan di  Indonesia. Ekowisata   ini   terletak   di   kawasan   perbukitan    dimana   masyarakat memanfaatkan   hutan ini   untuk dikembangkan   menjadi  wisata   alam  sekaligus menjadi desa wisata yang berada di Desa Bajang.
Gambar 5: Kawasan bukit tampak dari bawah
Awalnya hutan ini tandus dan   didorong   dengan   wilayah   Bajang   sering   dilanda kekeringan, oleh karena  masyarakat   melakukan   penanaman pohon kembali dihutan yang dulunya menjadi lahan kritis ini untuk menjaga persediaan air tanah.Karena   hutan   salah   satu   faktor   sebagai   penangkap   air   yang   efisien.   Oleh karenanya, apabila hutan rusak atau mengalami ketandusan akan berdampak pada   kekurangan  air  di   wilayah  Bajang  saat   musim  kemarau  tiba  (ReniVitasurya,   Pudianti,  Purwaningsih,   &  Herawati,   2014).     Wisata   alam  Bukit berukoh  geografis terletak  di jajaran  perbukitan yang  berada di Di desa Bajang Kecematan Pakong Kebupaten Pamekasan Madura dengan  ketinggian  250   mdpl.  Ekowisata   Berukoh  ini   dikelola  oleh masyarakat   di   Desa   Bajang   yang   berada   dalam   Kelompok   Tani   Hutan kemasyarakatan Mandiri (KTHKm Mandiri).
Gambar 6; Pemandangan persawahan
Ekowisata Hutan di kawasan bukit Berukoh   menyuguhkan pemandangan alam  persawahan dengan melihat  dan menikmati gugusan padi. Ekowisata Hutan di kawasan Bukit Berukoh awalnya sebuah hutan tandus  dan   muncul  sebagai   cara untuk   mendapatkan   kehidupan   yang   lebih   baik   setelah   terjadi   perubahan lingkungan   dalam  bentuk  perubahan   status  hutan.   Pengelolaan  sumber  dayahutan tidak terlepas  dari   pengelolaan   sumber daya alam secara  komprehensif dan berkelanjutan  (Purnomo, 2014). Masyarakat pun  ikut   berpartisipasi   dalam mengembangkan dan mengelola wisata  alam. Dan dimana masyarakat mampu menciptakan   atau   menjadikan   hutan   sebagai   tempat   wisata   dengan   tanpa merusak  hutan. 
Wisata  alam   atau  nature   tourism  merupakan   kegiatan  wisata dimana   diikuti   dengan   kegiatan   fisik   dari   wisatawan   tanpa memperhatikan konservasi  (Ardani,  2014). Tetapi hal ini   berbeda   dengan wisata alam  Berukoh, dimana   pariwisata  ini  dilaksanakan  di  wilayah   hutan  kemasyarakatan dengan status   hutan   lindung.   Oleh   karenanya   semua   kegiatan   dilakukan   dengan memperhatikan   konservasi   hutan.   Pemberdayaan   masyarakat   dalam   bentuk pelibatan masyarakat lokal dalam rangka pelestarian hutan merupakan hal yang mendasar   dan   positif. 
Seperti   pendapat   Cary   (1970)   bahwasannya   untuk menjamin kesinambungan pembangunan,   maka   partisipasi   masyarakat   sangat diperlukan dan harus tetap diperhatikan dan dikembangkan (Suprayitno & Lokal,2008). Pengembangan dan pengelolaan ekowisata Berukoh secara intensif dapat menjadi   kegiatan   alternatif   bagi   masyarakat   Bajang.   Disisi   untuk   menjaga kelestarian hutan juga  mampu  memberikan lapangan ekonomi bagi masyarakat lokal   untuk   meningkatan   pendapatan   masyarakat   lokal   di   sekitar ekowisata Hutan di bukit Berukoh tersebut
Analysis dan Evaluation
Hutan merupakan salah satu   kekayaan   alam   atau   sumber daya alam yang mempunyai   manfaat   yang   sangat   banyak.   Di   dalam   masyarakat,   demi menunjangnya  perekonomian   masyarakat   di   sekitaran  hutan   tersebut,   maka dapat  di manfaatkan salah satunya  dengan menjadikan  hutan tersebut sebagai obyek   wisata alam.   Memanfaatkan  keindahan   dan  kekayaan  alam   yang ada tentunya   baik  karena  dapat   menunjang  keaktifan   masyarakat  dan kepedulian terhadap   lingkungannya dengan   catatan  tidak   dieksploitasi  secara  berlebihan dan harus tetap menjada serta melestarikan obyek wisata alam tersebut. Seperti halnya yang dilakukan oleh masyarakat Di desa Bajang Kecematan Pakong Kebupaten Pamekasan Daerah Madura yang menjadikan hutan di sebuah kawasan Bukit Berukoh menjadi obyek wisata yang sangat indah dan sangat menarik pengunjung dari berbagai  daerah. 
Dengan   jadikannya   sumberdaya  alam yang dapat dimanfaatkan tersebut  sebagai obyek  wisata  alam yang indah,   maka  perekonomian  masyarakat   Desa  Bajang Kecamatan Pakong meningkat.
Dengan   meningkatnya   perekoniam   masyarakat   di   sekitar   maka perekembangan   obyek   wisata   alam   Berukoh  dari   waktu   ke   waktu   semakin berkembang tidak hanya itu saja, dengan semakin berkembangnya obyek wisataalam tersebut  maka daya tarik wisatawan dari berbagai daerah bertambah.  Hal tersebut   dirasa   sangat   menguntungkan   bagi   masyarakat   sekitar,   pasalnya dengan usaha masyarakat  di   Di Desa Bajang Kecematan Pakong Kebupaten Pamekasan yang  mengelola  dengan  mandiri  kawasan  wisata  alam  tersebutsangat meningkatkan perekonomian mereka.
Gambar 7;Lahan parkir sebagai sumber pendapatan  baru
Dengan  demikian,   masyarakat  juga   menyadari   betapa  pentingnya  menjaga kelestarian   alam  disana.  Jadi,   tidak  serta  merta   hanya  dieksploitasi  dengan memanfaatkan  kekayaan  alam dan   keindahannya namun  juga dilestarikan  dan dijaga. Sebagai contoh yang nyata saja,  kawasan wisata alam di berukoh  selalu saja bersih, hijau royo-royo, dan terlihat sangt rapih. Sangat terlihat betapa besar kerja sama   antar   warga  yang  sangat   jelas  terlihat,  ini  menandakan  antusias mereka   terhadap   memanfaatkan   sumber   daya  yang   ada   untuk   kepentingan perekonomian   sangat   tinggi.  Gambar 8; Potret kesibukan penjual
Karena   setelah   pemerintah   mempercayakan masyarakat untuk mengolah, mengelola, melestarikan dan menjaga hutan serta sumber daya  alam yang ada  di kawasan hutan bukit berukoh,  masyarakat mempunyai antusias yang sangat tinggi dan dari data yang ada menandakan bahwa masyarakat lebih baik dalam   menjaga   dari pada   di   tangan   pemerintah   karena   atas   antusias   dan kerjasama dari mereka yang begitu besar pula. Gambar 9:Usaha perdagangan
Namun,   dari   analisis   tersebut,   tentunya   ada   hal   yang   perlu   diperhatikan sebagai bentuk evaluasi guna menciptakan obyek wisata alam yang tidak hanya dimanfaatkan   sebagai   bentuk   penunjang   ekonomi   masyarakat   di   Di desa Bajang Kecematan Pakong Kebupaten Pamekasan  namun  juga  sebagai bentuk timbal   balik dari masyarakat   yang mengapresiasikan atas   pemanfaatan dari kekayaan alam  yang ada. Dan hal ini dirasa sangat penting karena secara langsung maupun tidak langsung, seiring dengan berkembangnya obyek wisata alam  hutan di Bukit Berukoh,   akan  ada  hal  yang  tidak  luput  menimbulkan  kerusakan  secara perlahan pada alam di kawasan obyek wisata tersebut jika kurang diperhatikan juga oleh pemerintah maupun masyarakat sekitar.
Hal   yang   sangat   perlu  diperhatikan  ketika   membludaknya   wisatawan  dari berbagai   daerah  maka   akan  menimbulkan  tekanan   di  daerah   ketinggian  dari puncak   Berukoh  tersebut.   kendaraan   besar   yang   silih   berganti   memasuki kawasan perbukitan tersebut dapat menimbulkan ketidak stabilan pada tanah danjuga   kerusakan   ekosistemnya.   Tekanan   yang   ada   yang   ditimbulkan   dari banyaknya wisatawan yang berkunjung harus sangat diperhatikan apalagi lahanyang  dijadikan  tempat berparkir  berbagai kendaraan  juga di  sebuah ketinggian dalam puncak pegunungan di Menoreh. Tidak hanya itu saja, namun banyaknya pengunjung   yang   tidak   mungkin   rasanya   dijaga   oleh   perseorangan   dari masyarakat sekitar  dapat   mentaati   peraturan   yang   sudah  ditetapkan.   Sebagai contoh,   jika   pengunjung-pengunjung   tersebut   secara   sengaja   maupun   tidaks engaja merusak alam  yang ada  sebagai contoh  merusak tanaman, tumbuhan maupun pepohonan yang ada. Dengan demikian, evaluasi tersebut sangat penting guna menjaga kelestarian obyek   wisata   di   Bajang  tersebut. 
Selain  kelestarian   alam   yang   dijaga  oleh masyarakat   setempat,   namun   juga   harus   memperhatikan   tingkah   laku   dari pengunjung yang berada di kawasan obyek wisata tersebut.
 Tidak hanya itu saja namun juga harus   memperketat   pengawasan  terhadap pentaatan peraturan di Bajang agar pengunjung yang datang tidak dapat merusak kekayaan alam yangada dan tetap ikut serta dalam menjaganya
Kesimpulan
Ekowisata kalibiru awalnya sebuah hutan tandus  dan   muncul  sebagai   cara untuk   mendapatkan   kehidupan   yang   lebih   baik   setelah   terjadi   perubahan lingkungan   dalam   bentuk   perubahan   status   hutan.   Selanjutnya   masyarakat sekitar   berupaya  untuk  melestarikan   hutan  tandus  menjadi   hutan  konservasi sebagai ekowisata   Bajang.   Ekowisata   Hutan dikawasan Bukit Berukoh  ini   dikelola   oleh  masyarakat   di Desa  Bajang   yang  berada  dalam  Kelompok  Tani   Hutan   kemasyarakatan
Mandiri  (KTHKm   Mandiri).  Dengan  jadikannya   sumber   daya   alam  yang  dapat dimanfaatkan   tersebut   sebagai   obyek   wisata   alam   yang   indah,   maka perekonomian   masyarakat   Desa  Bajang,   Kecamatan   Pakong,   meningkat. Dengan meningkatnya perekoniam masyarakat di sekitar maka perekembangan obyek  wisata alam  Hutang di bukit berukoh  dari waktu  ke waktu semakin berkembang.  Dengan demikian,  masyarakat   juga   menyadari  betapa   pentingnya menjaga  kelestarian alam disana. Jadi, tidak serta merta hanya  dieksploitasi dengan memanfaatkan kekayaan alam dan  keindahannya namun juga dilestarikan dan dijaga. Sebagai contoh yang nyata saja, kawasan wisata alam di Bajang selalu saja bersih, hijau royo-royo, dan terlihat sangt rapih.
Daftar Pustaka
Ariani, dan surjono dkk, “Bentuk Pengelolaan Sumber Daya Hutan Di DesaKalilio Ke[ulawan Tangean Sulawesi tengah”, Brawijya, Indonesia Green Technology, 2014.
Ardani, Y. “Partisipasi Masyarakat Lokal dalamMenjaga LingkunganTerkait Aktivitas Ekowisata di Desa Jungutbatu, Kec. Nusa Peida, Kab. Klungkung, Bali” , Bali, Universitas Gajah mada, 2014.
B. Mitchell, Setiawan,  dan D. H. R. (2000). “Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan,” Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Permenhut. (2014). “Permen Kehutanan 88 2014 tentang hutan kemasyarakatan”, Jakarta,1–21, 2017
Reni Vitasurya, V., Pudianti, A., Purwaningsih, A., & Herawati. (2014). “Kearifan Lokal dalam Pengelolaan Lingkungan Desa Wisata Kalibiru”, di D.I Yogyakarta. Jurnal.
Suprayitno, A. R., & Lokal, P. M. (2008). Pelibatan Masyarakat Lokal: “Upaya Memberdayakan Masyarakat Menuju Hutan Lestari. Jurnal Penyuluhan” IPB,4(2), 2–5. https://doi.org/10.25015/penyuluhan.v4i2.2179
Wilujeng, E. (2015). “Implementasi Kebijakan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (Phbm) dalam Rangka Pelestarian Hutan Di Kph Blora”. Kebijakan Dan Manajemen Publik, 3.Worldwide Governance Indicator. (n.d.). Retrieved from http://info.worldbank.org/governance/wgi

Makalah Evaluasi pembelajaran

A.     Pengertian Laporan Hasil Evaluasi
Maksud penilaian hasil-hasil pendidikan itu ialah untuk mengetahui (dengan alasan bermacam-macam) pada waktu dilakukan penilaian itu sudah sejauh manakah kemajuan anak didik. Hasil dari pada tindakan mengadakan penilaian itu lalu dinyatakan dalam suatu pendapat yang perumusannya bermacam-macam. Ada yang menggolongkan dengan menggunakan lambang-lambang A, B, C, D, E dan ada yang mempergunakan skala sampai tingkat 11 yaitu mulai dari 0 sampai 10 dan ada yang memakai penilaian dari 0 sampai 100.
Penilaian pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa dan hasil mengajar guru. Informasi hasil belajar berupa kompetensi dasar yang sudah dipahami dan yang belum dipahami oleh sebagian besar siswa. Hasil belajar siswa digunakan untuk memotivasi siswa dan guru untuk melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran.
Laporan kemajuan hasil belajar siswa (laporan hasil evaluasi) adalah sarana komunikasi dan hubungan kerjasama antara sekolah, siswa dan orang tua.
Dalam bukunya Lilik Nofijanti, dkk., mengatakan bahwa dalam pembuatan laporan hasil evaluasi harus memperhatikan prinsip-prinsip tertentu, yaitu antara lain memuat informasi yang lengkap, mudah dipahami, mudah dibuat, dapat dipakai, dan bersifat obyektif. Pada pelaksanaannya pelaporan harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
Konsisten dengan penilaian di sekolah.
Memuat rincian hasil belajar siswa berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dan dikaitkan dengan penilaian yang bermanfaat bagi pengembangan siswa.
Menjamin orang tua akan informasi permasalahan anaknya dalam belajar.
Mengandung berbagai cara atau strategi komunikasi.
Memberikan informasi yang benar, jelas dan akurat.
Secara garis besar, tujuan pelaporan hasil belajar siswa adalah untuk memberikan informasi yang tepat dan jelas tentang kemajuan hasil belajar siswa secara individual dalam mencapai kompetensi.
Proses pelaporan penilaian hasil belajar siswa (laporan hasil evaluasi) merupakan suatu tahapan dari serangkaian suatu proses pendidikan di sekolah yang harus dilewati. Laporan hasil evaluasi merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban sekolah kepada masyarakat mengenai kemampuan yang telah dimiliki siswa setelah mengikuti pembelajaran di sekolah. Jadi, prinsip dasar kegiatan mengelola hasil penilaian adalah pemanfaatan hasil penilaian untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

B.    Bentuk-bentuk Laporan
Laporan Untuk Siswa-Siswi Dan Orang Tua
Laporan ini berisi catatan tentang siswa yang diusahakan selengkap mungkin, agar dapat memberikan informasi yang lengkap. Laporan kepada siswa dan orang tua berisi catatan prestasi belajar siswa. Catatan ini dapat dibedakan atas dua cara, yaitu lulus (mencapai standar kompetensi) dan belum lulus (tidak mencapai standar kompetensi). Prestasi belajar siswa dapat dilihat dalam bentuk rapor yang diisi pada setiap semester.
Dengan mengetahui hasil yang positif dari perbuatannya, maka pengetahuan yang diperoleh akan dikuatkan. Dan jika siswa mendapat informasi yang jawabannya salah, maka lain kali ia tidak akan menjawab seperti itu lagi. Jadi, dengan singkat dapat dikatakan bahwa dengan jawaban yang diberikan oleh siswa, akibatnya akan ada konfirmasi dan revisi.

Laporan Untuk Sekolah
Laporan yang dibuat guru untuk sekolah adalah lebih lengkap. Pihak sekolah berkepentingan untuk mengetahui catatan perkembangan siswanya sebagai bahan menyusun kebijakan oleh sekolah. Guru tidak semata-mata melaporkan prestasi siswa tetapi juga menyinggung problem kepribadian mereka. Laporan  tidak hanya bentuk diskripsi tentang siswa.

Laporan Untuk Departemen Agama (Depag)
Sekolah berkewajiban membuat laporan kepada pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh Dinas Pendidikan Tingkat Kabupaten/ Kota. Laporan tersebut berisi tentang prestasi yang dicapai siswa sebagai akuntabilitas. Departemen Agama dapat menilai apakah program pembelajaran yang telah dilaksanakan sekolah mencapai tujuan yang telah ditentukan atau tidak. Sekolah yang berhasil akan mendapatkan penghargaan, dan apabila gagal, maka sekolah tersebut perlu dimintai pertanggungjawaban atas kegagalannya dan dapat juga sekolah tersebut diberi teguran atau sanksi atas kegagalannya.

Laporan Untuk Masyarakat
Pada umumnya, laporan untuk masyarakat berkaitan dengan jumlah lulusan sekolah. Setiap siswa yang telah lulus membawa bukti bahwa mereka telah memiliki suatu pengetahuan dan keterampilan tertentu. Namun pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswanya dari suatu sekolah tidaklah sama. SKL (Standar Kompetensi Lulusan) digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. SKL meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran.
Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan . Jakarta: Bumi Aksara, Hlm. 2001.
Departemen Pendidikan Nasional. Materi TOT Nara Sumber KTSP Di LPMP Jawa Timur . Surabaya: LPMP Jatim, t.t.
Nofijanti, Lilik dkk. Evaluasi Pembelajaran. Surabaya: Lapis PGMI, 2008.
Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001.
Syah, Darwyn. Dkk. Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Gaung Persada Press, 2007.
http://www.smpypk-bontang.sch.id/index.php?option-com=content&view=article&idItemid=98.
http://mahmud09-kumpulanmakalah.blogspot.com/2012/11/konsep-dasar-laporan-hasil-evaluasi.html

Makalah trilogi profesi guru

TRILOGI PROFESI GURU
MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika Profesi Keguruan
Yang Diampu Oleh Wahab Syakhirul, M.Pd



Oleh Kelompok 2
Ali Topan :20160701080015
Isnawatun Hasanah : 20160701080045
Muarief : 20160701080071
Sipan :20160701080089

PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
2018


 KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah yang telah memberi nikmat sehat dan akhirnya bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas tentang “Trilogi Profesi Guru” dan  hal-hal yang berkaitan dengannya.
Dalam pembahasan makalah ini, kami bertujuan agar Mahasiswa lebih mengetahui bagaimana seharusnya menjadi seorang pendidik yang baik, salah satunya dengan memberikan pengalaman pembelajaran yanga menerik tentunya didahului dengan kompetensi mumpuni dari seorang guru. Tujuan makalah ini agar nantinya mahasiswa dapat mempelajari dan menerapkan cara memberikan pembelajaran yang menarik yang sesuai dengan tanggung jawab sebagai seorang guru serta sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pendidikan jika sudah menjadi guru nanti.
Semoga apa yang akan kami bahas dalam makalah ini menjadi pengetahuan dan pengalaman. Selain itu kami juga mohon maaf apabila makalah ini ada kesalahan dalam penulisan, pemaparan materi dan lain sebagainya, yang kami tidak tahu letak kesalahan tersebut. Maka dari itu kami harapkan kritik dan sarannya, karena dengan saran dan kritikannya, bisa memberikan motivasi bagi kami agar menjadi lebih baik dalam pembuatan makalah berikutnya.

Pamekasan, 27 September 2018
Penulis





DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II 3
PEMBAHASAN 3
A. Profesi Keguruan 3
B. Syarat  Profesinalisme Guru 5
C. Komponen Profesi Guru 8
BAB III 12
PENUTUP 12
A. Kesimpulan 12
B. Saran 12
DAFTAR RUJUKAN 13
LAMPIRAN 14



 BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pendidikan merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan lagi dalam kehidupan manusia diamana pendidikan sering dianggap sebagai jembatan kesuksesan sehingga tidak heran kalau pendidikan selalu dituntut agar relevan dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat apalagi diera medern ini semua sudah serba canggih.
Selanjutnya menyadari pentingnya pendidikan bagi masyarakat maka penting pula memahami bagian bagian yang menjadi penunjang keberhasilan pendidikan salah satunya guru telah memenuhi trilogi keguruan disni.
Guru merupakan suatu hal yang penting dalam pembelajaran mengapa begitu karena pendidikan yang sukses bila gurunya mengajarkan sesuai dengan kebutuhan peserta didik ada banyak macam pembelajaran yang dapat diterapkan  itu semua bisa menjadi pilihan sebagai penunjang pembelajaran yang efektif.
Guru merupakan pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus. Pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh seorang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan pekerjaan sebagai guru. Profesi guru memerlukan syarat-syarat husus, apalagi sebagai seorang guru yang profesonal, yang harus menguasai seluk-beluk pendidikan dan pembelajaran dengan dengan berbagai ilmu pengetahuan. Ada tiga komponen profesi yang membentuk trilogi keguruan anatara lain dasar keilmuuan, subtansi profesi, dan praktek profesi. Dari dasar inilah pada kesempatan kali ini akan dibahas dalam makalah ini.
Rumusan Masalah
Apa Pengertian dari Profesi keguruan?
Apa Saja Syarat Profesonalisme Guru?
Apa Saja Komponen Trilogi Pofesi Guru?
Tujuan Penulisan
Membahas Tentang Pengertian dari Profesi keguruan.
Membahas Tentang Syarat Profesonalisme Guru.
Membahas Tentang  Komponen Trilogi Profesi Guru.





















BAB II
PEMBAHASAN
Profesi Keguruan
Pengertian Profesi
Secara eimologi, istilah profesi berasal dari bahasa Inggris yaitu profession atau bahasa latin, profecus, yang artinya mengakui, adanya pengakuan, menyatakan mampu, atau ahli dalam melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan secara terminologi, profesi berarti suatu pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi pelakunya yang ditekankan pada pekerjaan mental, yaitu adanya persyaratan pengetahuan teoritis sebagai instrumen untuk melakukan perbuatan praktis, bukan pekerjaan manual. Jadi suatu profesi harus memiliki tiga pilar pokok, yaitu pengetahuan, keahlian, dan persiapan akademik.
Pengertian guru
Menurut pakar pendidikan Zakiyah Daradjat guru adalah pendidik profesonal karena guru telah menerima dan memikul beban dari orang tua untuk ikut mendidik anak-anak.
Definisi ini cakupan maknanya sangat luas, mengajar apa saja bisa disebut guru, sehingga ada sebutan guru ngaji, guru silat, guru olah raga, dan guru lainnya. Dalam dunia pendidikan, sebutan guru dikenal sebagai pendidik dalam jabatan.Pendidik jabatan yang dikenal banyak orang adalah guru, sehingga banyak pihak mengidentikkan pendidik dengan guru. Sebenarnya banyak spesialisasi pendidik baik dalam arti teoritisi maupun praktisi yang pendidik tapi bukan guru, Sehingga guru sebenarnya banyak .
Dalam konteks pendidikan Islam, guru adalah semua pihak yang berusaha memperbaiki orang lain secara Islami. Mereka ini bisa orang tua (ayah-lbu), paman, kakak, tetangga, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan masyarakat luas. Khusus orang tua, Islam memberikan perhatian penting terhadap keduanya sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya, serta sebagai peletak fondasi yang kokoh bagi pendidikan anak-anaknya di masa depan.
Dalam pengertian umum, orang tidak mengalami kesulitan untuk menjelaskan siapa guru dan bagaimana sosok guru. Dalam pengertian ini, makna guru selalu dikaitkan dengan profesi yang terkait dengan pendidikan anak di sekolah, di lembaga pendidikan, dan mereka yang harus menguasai bahan ajar yang terdapat di dalam kurikulum. Secara umum, baik sebagai pekerjaan ataupunsebagai profesinya, guru selalu disebut sebagai salah satu komponen utama pendidikan yang amat penting. Guru, siswa, dan kurikulum merupakan tiga komponen utama dalam sistem pendidikan nasional. Ketiga komponen pendidikan itu merupakan conditio sine quanon atau syarat mutlak dalam proses pendidikan sekolah.
Guru disamaartikan sebagai orang yang pekerjaanya (mata pencariannya, profesianya) mengajar. Difinisi ini  Guru sesungguhnya memiliki status yang sederajat dengan profesi lain, seperti dokter, apoteker, insinyur, hakim, jaksa, dan masih banyak profesi terhormat lainnya. Profesi guru banyak diartikan sebagai ibu dari semua profesi. Hal ini dapat dipahami dan dimengerti karena guru dapat menghasilkan profesi lainnya.
Profesi guru pada saat ini masih merupakan sebuah profesi yang ideal bila dibandingkan dengan profesi pada bidang lain. Bila profesi lain menjalankan tugasnya selalu dilandasi kemampuan dan keahlian yang ditunjang dengan konsep dan teori yang mantap dan pasti sehingga hasilnya pun sudah mantap dan jelas, maka lain halnya dengan profesi guru. Sebagai contoh, bila input (masukan) pendidikan dianalogkan sebagai pasien, maka proses pendidikan yang dilakukan yang dinginkan, meskipun sudah diterapkan berbagai konsep dan belum tentu dapat menghasilkan output (keluaran) yang sesuai dengan teori yang mantap sesuai dengan keahliannya. Berbeda dengan profesi dokter, pasien yang sakit ditangani dengan konsep dan teori yang dikuasainya sehingga sembuh, kecuali memang sakit yang diderita secara teoretis belum ada obatnya.
Guru sebagai tenaga profesional berperan dalam melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab (Pasal 6 UUGD No14/2005), Guru profesional adalah guru yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya. Pengertian terdidik dan terlatih bukan hanya memperoleh pendidikan formal, melainkan pula harus menguasai berbagai strategi dan teknik pembelajaran, menguasai landasan-landasan kependidikan, menguasai bidang studi yang akan diajarkan.
Syarat Profesonalisme Guru
Guru yang profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya Suatu pekerjaan profesional memerlukan persyaratan khusus yakni:
menuntut adanya keterampilan berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang mendalam.
menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya.
menuntut adanya tingkat pendidikan yang memadai.
danya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang dilaksanakannya.
memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan (Moh. Ali, 1985).
Hal ini ditandai dengan penegasan bahwa “Pendidik merupakan tenaga profesional” (UU No.20 Tahun 2003 Pasal 39 Ayat 2) dan “Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi” (UU No.14 Tahun 2005 Pasal 1 Butir 4).
Pada pasal diatas memberikan pemahaman bahwa di dalam konsep professional terkandung hal-hal berikut:
Suatu pekerjaan atau kegiatan.
Menjadi sumber penghasilan untuk kehidupan.
Memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan.
Memenuhi standar mutu atau norma tertentu.
Memerlukan pendidikan profesi.
Untuk menjadi profesional, profesional dalam bidang apapun, seseorang harus menguasai dan memenuhi ketiga komponen trilogi profesi, yaitu (1) komponen dasar keilmuan, (2) komponen substansi profesi, dan (3) komponen praktik profesi.
Komponen dasar keilmuan memberikan landasan bagi calon tenaga profesional dalam wawasan, pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap berkenaan dengan profesi yang dimaksud. Komponen substansi profesi membekali calon profesional apa yang menjadi fokus dan objek praktis spesifik pekerjaan profesionalnya. Komponen praktik mengarahkan calon tenaga profesional untuk menyelenggarakan praktik profesinya itu kepada sasaran pelayanan atau pelanggan secara tepat dan berdaya guna. Penguasaan dan penyelenggaraan trilogi profesi secara mantap merupakan jaminan bagi suksesnya penampilan profesi tersebut demi kebahagiaan sasaran pelayanan. Penguasaan ketiga komponen profesi tersebut diperoleh di dalam program pendidikan profesi dan pendidikan akademik yang mendasarinya.
Guru adalah pendidik (UU No.20 Tahun 2003 Pasal 1 Butir 6), sebagai tenaga professional dituntut untuk menguasai dan memenuhi trilogi profesi dalam bidang pendidikan, khususnya bidang konseling, yaitu:
Komponen dasar keilmuan : Ilmu Pendidikan.
Sehubungan dengan beberapa fungsi yang dimiliki guru maka terdapat beberapa aspek utama yang merupakan kecakapan serta pengetahuan dasar bagi guru yaitu:
Guru harus dapat memahami dan menempatkan kedewasaannya.
Sebagai pendidik harus mampu menjadikan dirinya sebagai teladan dimana guru harus mampu memberi contoh perilaku yang baik, terbuka, serta menghindari segala perbuatan tercela dan tingkah laku yang dapat menjatuhkan martabat pendidik.
Guru harus mengenal diri siswanya.
Guru harus memiliki kecakapan memberikan bimbingan. Dalam mengajar akan lebih berhasil jika disertai dengan kegiatan bimbingan yang banyak berpusat pada kemampuan intelektual, guru perlu memiliki pengetahuan yang memungkinkan dapat membantu dan menetapkan serta meningkatkan tingkat perkembangan peserta didik atau siswanya.
Guru harus memiliki dasar pengetahuan yang luas tentang tujuan pendidikan di Indonesia pada umumnya sesuai dengan tahap-tahap pembangunan.
Guru harus memiliki pengetahuan yang bulat dan baru mengenai ilmu yang diajarkan.
Guru harus mampu memiliki pemahaman secara menyeluruh terhadap bidang ilmu yang diajarkan kepada anak didiknya sehingga informasi yang disampaikan bukanlah informasi yang salah. Juga guru harus mampu selalu memperbarui informasi ataupun ilmu yang didapat karena perkembangan ilmu pengetahuan serta informasi terus-menerus dapat berubah.
Jika guru mampu menguasai aspek-aspek yang merupakan kecakapan dan pengetahuan dasar bagi guru tersebut maka guru harusnya dapat melaksanakan tugas dan peran sebagai guru dengan baik. Setiap guru hendaknya memang harus menguasai aspek-aspek kecakapan dan pengetahuan dasar profesi guru tersebut, agar setiap guru mampu menjadi guru dengan baik yang tentunya mampu mencapai dan mewujudkan tujuan pendidikan.
Komponen substansi profesi: Proses pembelajaran terhadap pengembangan diri/ pribadi individu melalui modus pelayanan konseling.
Komponen praktik profesi: Penyelenggaraan proses pembelajaran terhadap sasaran pelayanan melalui modus pelayanan konseling.

Komponen Profesi Guru
Ilmu pendidikan
Guru diwajibkan menguasai ilmu pendidikan sebagai dasar dari keseluruhan kinerja profesionalnya dalam bidang pelayanan konseling, karena guru digolongkan ke dalam kualifikasi pendidik. Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan menengah. dan oleh karenanya pula kualifikasi akademik seorang guru pertama-tama adalah Sarjana Pendidikan. Atas dasar keilmuan inilah guru akan menguasai dengan baik kaidah-kaidah keilmuan pendidikan sebagai dasar dalam memahami peserta didik (sebagai sasaran pelayanan konseling) dan memahami seluk beluk proses pembelajaran yang akan dijalani peserta didik melalui modus pelayanan konseling. Dalam hal ini proses konseling tidak lain adalah proses pembelajaran yang dijalani oleh sasaran layanan bersama gurunya. Dalam arti yang demikian pulalah, guru sebagai pendidik diberi label juga sebagai agen pembelajaran.
Substansi profesi konseling
Di Indonesia, konselor sebagai salah satu jenis tenaga pendidikan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 Angka 6 di nyatakan bahwa ”Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan”.
Guru sebagai konselor menjalani peran yang berbeda dengan psikoterapis. Peran primer konselor adalah melaksanaakan konseling, baik konseling individual, koseling kelompok, konseling keluarga, konseling karir, konseling pendidikan, konsultasi dengan guru, konsultasi dengan orang tua, dan evaluasi layanan bimbingan dan konseling, serta menfasilitasi rujukan ke lembaga atau ahli di luar lingkungan sekolah. Guru sebagi konselor harus fleksibel dan berkemampuan dalam mengetahui bagaimana cara bekerja dengan anak-anak, orang Tua dan personel sekolah lainnya yang kadang dari berbagai lingkungan memiliki sudut pandang yang bebeda pula.
Praktik pelayanan konseling
Konselor sebagai tenaga pendidik profesional melakukan pelayanan konseling sebaagai salah satu upaya pendidikan untuk membantu individu memperkembangkan diri secara optimal sesuia dengan tahp-tahap perkembangan dan tuntutan lingkungan. Guru sebagai profesi konseling memberikan bantuan diperuntukkan bagi individu-individu normal yang sedang menjalani proses perkembangan sesuai dengan tahap-tahap perkembangan agar mencapai perkembangan optimal, kemandirian dan kebahagian dalam menjalani berbagai kehidupan.
Guru sebagi konselor harus memiliki dasar keilmuan pendidikan yang kuat, karena “Konselor” sebagi salah satu jenis tenaga kependidikan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan membantu konselor khususnya guru dalam memahali proses pemberdayaan dan pembudayaan manusia yang sedang berkembang menuju kepribadian madiri untu dapat memabangun dirinya sendiri dan masyarakat.
Ketiga komponen trilogi profesi merupakan satu kesatuan tak terpisahkan, ketiganya merupakan kesatuan, dan dipelajari dengan intensif sehingga menghasilkan keterampilan keahlian yang tunggi atau bahkan sangat tinggi mengacu kepada standar norma atau standar mutu tertentu. Apabila ketiga komponen trilogi profesi telah terbina dengan baik dan teraplikasikan di dunia pendidikan, maka guru sebagai suatu profesi semestinyalah akan menjadi profesi bermartabat. Yaitu meliputi kondisi pelayanan bermartabat, karena pelayanan professional yang dilaksanakan benar-benar bermanfaat bagi kemaslahatan kehidupan secara luas.
Ditegaskan oleh prayitno (2011) bahwa pelayanan yang bermartabat meliputi dua hal:
Pelaksanaan bermandat, yaitu pelayanan professional diselenggarakan oleh petugas atau peaksana yang bermandat.
Pengakuan sehat, yaitu pelayanan professional yang dimaksudkan itu diakui secara sehat oleh pemerintah dan masyarakat.
Kemartabatan profesi meliputi kondisi:
Pelayanan professional yang diselenggarakan benar-benar bermanfaat bagi kemaslahatan kehidupan secara luas.
Pelayanan professional di selenggarakan oleh petugas atau pelaksana yang bermandat.
Pelayanan professional yang dimaksudkan itu diakui secara sehat oleh pemerintah dan masyarakat.
Dengan memperhatikan kualifikasi diatas sangat memungkinkan pendidikan akan terselenggara dengan baik, kecelakaan pendidikan oleh karena banyak pendidik tidak mengerti dengan ilmu pendidikan jelas akan dapat dihindari, karena pendidik sangat mengerti dan memahami profesi pendidikan itu sesungguhnya. Berarti penyelenggaraan praktik pendidikan diwarnai oleh pendidik yang mengerti dengan ilmu pendidikan.

















BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari ciri-ciri mendasar tentang profesi dan arah pengembangan profesi serta pembinaan tenaga profesional, dikonsepsikan adanya komponen-komponen pokok yang membentuk profesi itu dalam konsep/teori, praksis dan praktiknya. Ada tiga komponen profesi yang membentuk trilogi profesi pada umumnya, yaitu: dasar keilmuan, substansi profesi, dan praktek profesi.
Komponen dasar keilmuan memberikan landasan bagi calon tenaga profesional dalam wawasan, pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap berkenaan dengan profesi yang dimaksud. Komponen substansi profesi membekali calon profesional apa yang menjadi fokus dan objek praktis spesifik pekerjaan profesionalnya. Komponen praktik mengarahkan calon tenaga profesional untuk menyelenggarakan praktik profesinya itu kepada sasaran pelayanan atau pelanggan secara tepat dan berdaya guna. Penguasaan dan penyelenggaraan trilogi profesi secara mantap merupakan jaminan bagi suksesnya penampilan profesi tersebut demi kebahagiaan sasaran pelayanan. Penguasaan ketiga komponen profesi tersebut diperoleh di dalam program pendidikan profesi dan pendidikan akademik yang mendasarinya.
Saran
Dari apa yang telah penulis sampaikan dalam makalah ini, tentunya penulis mengharapkan pengkajian ulang oleh pembaca dengan tujuan penyempurnaan makalah ini sendiri di sebabkan oleh keterbatasan pengetahuan penulis yang tidak memadai, oleh karena itu jika ada sesuatu yang menurut pembaca kurang pas dalam penulisan makalah ini, kami mengharapkan kesediaannya untuk langsung menyampaikan permasalahannya kepada penulis, yang terahir kami ingin menyampaikan rasa terima kasih kami karena pembaca sudah berkenan membaca dan menelaah makalah ini, sekali lagi  kami banyak-banyak mengucapkan terima kasih.


DAFTAR RUJUKAN
Mulyasa, E. (2006). Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2015.
Suprihatiningrum, Jamil. Guru Profesional: Pedoman, Kinerja, Kualifikasi, dan Kompetensi Guru. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013.
Kunandar. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011.
Case, Kay A. Norlander, Suci Romadhona, Guru Profesional, Jakarta: PT Indeks Permata Puri Media, 2009.
Solichin, Mohammad Muchlis, Memotret Guru Ideal- Profesional, Surabaya: Pena Salsabila, 2013.
Nasrun, “Profesi Pendidik: Tantangan dan Harapan. ”Ilmu Pendidikan Vol.2, No.1, 2017
Nana Sepriyanti, “Guru Professional adalah kunci ntuk mewujudkan pendidikan berkualitas.” Jurnal Al-Ta’lim Jiid 1 ,No.1, 2012.
Wibowo, Mungin Edi, “Profesi Konselor dalam Kurikulum 2013 dan Permasalahannya” Jurnal Bimbingan dan konseling Terapan Volume 1,No.2, 2013.













LAMPIRAN
Latihan Soal
Secara Etimologi, istilah Profesi berasal dari Bahasa Inggris yaitu Profession yang memiliki arti..
Mengakui c. Pekerjaan
Membimbing d. Tenagan ahli
Dunia pendidikan di Indonesia mulai memasuki era professional pada abad ke……
18 c. 20
19 d. 21
Dalam UU No.20 Tahun 2003 Pasal 39 Ayat 2 Menegaskan bahwa…..
Pendidikan merupakan tenaga professional
Pendidikan adalah kewajiban bagi setiap orang
Pendidikan adalah sarana dalam meraih kesuksesan
Pendidikan penting bagi setiap orang
“Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi” tercantum dalam UUNo.14 Tahun…. Pasal 1 Ayat 4.
2003 c. 2005
2006 d. 2009
Dari pernyataan berikut yang termasuk ke dalam trilogy keguruan adalah….
Tenaga pengajar c. tenaga formal
Dasar keilmuan d. Dasar pengetahuan
Komponen dasar keilmuan memberikan landasan bagi calon tenaga professional dalam…..
Wawasan, pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap
Wawasan, kebijakan, keterampilan,, nilai dan sikap
Wawasan, pendidikan, keterampilan, nilai dan sikap
Wawasan, keilmuan, keterampilan, nilai dan sikap
Untuk menjadi professional, dalam bidang apapun seseorang dituntut untuk menguasai…. Komponen.
5 c. 7
4 d. 3
Sebagai tenaga professional dituntut untuk menguasai dan memenuhi trilogi profesi dalam bidang pendidikan, khususnya bidang…..
bidang keterampilan c. bidang keilmuan
bidang konseling d. semua bidang
Proses pembelajaran terhadap pengembangan diri/pribadi individu melalui modus pelayanan konseling merupakan komponen….
Praktek profesi c. substansi profesi
Dasar keilmuan d. dari semua komponen
Mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai adalah tugas utama dari….
Tenaga profesional c. seorang karyawan
Seorang atlet d. Seorang guru
Kualifikasi seorang guru pertama-tama adalah….
Sarjana c. ilmu yang dimilikinya
Keterampilannya d. keuletannya
Penyelenggaraan proses pembelajaran terhadap sasaran pelayanan melalui modus pelayanan konseling merupakan komponen…
Dasar keilmuan c. substansi profesi
Praktek profesi d.  substansi pekerjaan
Guru yang adalah pendidik sebagai tenaga professional dituntut untuk menguasai dan memenuhi trilogi profesi dalam bidang pendidikan. Hal ini tercantum dalam…
(UU No.20 Tahun 2003 Pasal 1 Butir 3)
(UU No.20 Tahun 2005 Pasal 1 Butir 6)
(UU No.20 Tahun 2005 Pasal 1 Butir 3)
(UU No.20 Tahun 2003 Pasal 1 Butir 6)

Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan… siswa
Menuntun c. Mengevaluasi
Mengayomi d. Menghukum
Guru sebagai pendidik diberi label….
Agen konseling c. Agen pembelajaran
Agen pelatih d. agen professional
Objek praktis spesifik yang menjadi fokus pelayanan konseling adalah ….
Keterampilan siswa c. tingkat pengetahuan siswa
kehidupan efektif sehari-hari siswa d. mental siswa
Untuk memenuhi trilogy profesinya guru harus menguasai…
Kaidah-kaidah keilmuan pendidikan
Materi yang akan di sampaikan terhadap siswanya
Minimal 3 bahasa
A, B, C benar
Dalam Trilogi Profesi Guru, Guru juga berperan sebagai….
Orang tua c. Fasilitator
Pakar pendidikan d. Konselor
Berikut ini yang tidak termasuk dalam persyaratan khusus seorang pekerja professional ialah….
Menuntut adanya keterampilan berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang mendalam.
Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya.
Menuntut adanya tingkat pendidikan yang memadai.
Tidak adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari ekerjaan yang dilaksanakannya.
Untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan diperlukan para pendidik yang….
Siap mengabdikan ilmunya c. Tekun
Professional d. jujur

 

                                                 

Rpp k13 2018

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : MTS. Al_Djufri
Mata Pelajaran : IPS Terpadu
Kelas / Semester : VII/ Satu
Materi Pokok : Interaksi Sosial Dan Lembaga Sosial
Alokasi Waktu : 2x 45 (1 Pertemuan) 

Kompetensi Inti 
KOMPETENSI INTI (KI)
KOMPETENSI DASAR (KD)

Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
Menghargai yati keberadaan dirinya sebagai makhluk Tuhan yang dapat berfikir ilmiah dan mampu meneliti lingkungannya
Mensyukuri penciptaan bumi tempat kehidupan sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa dengan cara turut memeliharanya
Menghayati jati diri manusia sebagai agent of change dengan cara menata lingkungan yang baik guna memenuhi kesejahteraan lahir batin
Menghayati keberadaan diri di tempat tinggalnya dengan tetap waspada, berusaha mencegah timbulnya bencana alam, dan memohon perlindungan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa

Menunjukkan  perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,  dan percaya diri  dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
Menunjukkan sikap proaktif dalam mempelajarai hakekat dan peran IPS untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
Menunjukkan perilaku yang bertanggung jawab sebagai makhluk yang dapat berfikir ilmiah
Menunjukkan perilaku yang responsif dan bertanggung jawab terhadap masalah yang timbul di masyarakat
Menunjukkan sikap toleransi dan peduli terhadap keadaan sekitar serta bergotong royong dalam masyarakat untuk menyelesaikan permasalahan

Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
Memahami konsep ruang (lokasi, distribusi, potensi, iklim, bentuk muka bumi, geologis, flora, dan fauna) dan interaksi antarruang di Indonesia serta pengaruhnya terhadap kehidupan manusia dalam aspek  ekonomi, sosial, budaya, dan pendidikan.
Mengidentifikasi interaksi sosial dalam ruang dan pengaruhnya terhadap kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya dalam nilai dan norma serta kelembagaan sosial budaya.
Memahami konsep interaksi antara manusia dengan ruang sehingga menghasilkan berbagai kegiatan ekonomi (produksi, distribusi, konsumsi, permintaan, dan penawaran) dan interaksi antarruang untuk keberlangsungan kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya Indonesia.
Memahami kronologi perubahan, dan kesinambungan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada aspek politik, sosial, budaya, geografis, dan pendidikan sejak masa praaksara sampai masa Hindu-Buddha dan  Islam.

Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
Menjelaskan konsep ruang (lokasi, distribusi, potensi, iklim, bentuk muka bumi, geologis, flora dan fauna) dan interaksi antar ruang di Indonesia serta pengaruhnya terhadap kehidupan manusia Indonesia dalam aspek ekonomi, sosial, budaya, dan pendidikan.
Menyajikan hasil identifikasi tentang interaksi sosial dalam ruang dan pengaruhnya terhadap kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya dalam nilai dan norma serta kelembagaan sosial budaya.
Menjelaskan hasil analisis tentang konsep interaksi antara manusia dengan ruang sehingga menghasilkan berbagai kegiatan ekonomi (produksi, distribusi, konsumsi, permintaan, dan penawaran) dan interaksi antarruang untuk keberlangsungan kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya Indonesia.
Menguraikan kronologi perubahan, dan kesinambungan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada aspek politik, sosial, budaya, geografis, dan pendidikan sejak masa praaksara sampai masa Hindu-Buddha dan Islam.


Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi ( IPK)
KD 3 ( Pengetahuan )
Indikator Pencapaian

3.2 Menganalisis interaksi sosial dalam ruang dan pengaruhnya terhadap kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya dalam nilai dan norma, serta kelembagaan sosial budaya.
Mampu menjelaskan pengertian Interaksi Sosial
Mampu  menjelaskan pengaruh interaksi sosial dalam ekonomi
Mampu  menjelaskan pengaruh interaksi sosial dalam budaya
Mampu Menjelaskan pengertian Lembaga sosial 
Mampu menjelaskan fungsi dan jenis lembaga sosial 



KD 4 ( Keterampilan)
Indikator Pencapaian Kompetensi

4.2 menyajikan hasil analisis tentang interaksi sosial dalam ruang dan pengaruhnya terhadap kehidupan sosial, ekonomi dan budaya dalam nilai dan norma, serta kelembagaan sosial budaya
Mampu   memberikan contoh interaksi sosial 
Mampu memberikan contoh pengaruh interaksi sosial dalam nilai
Mampu menyebutkan fungsi dan jenis-jenis lembaga sosial 


Tujuan Pebelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran dilaksanakan, peserta didik diharapkan dapat:
Memahami dan menjelaskan pengertian  Interaksi Sosial
Memahami dan menjelaskan pengaruh interkasi sosial terhadap kehidupan
Memahami dan menjelaskan pengertian lembaga sosial. 
Memahami dan menjelaskan fungsi dan jenis lembaga sosial
Fokus Penguatan Karakter : 
Sikap Spiritual : Toleransi, adil
Sikap Sosial : Jujur, Disiplin, Tanggung Jawab, Peduli, Santun, dan Percaya diri dalam berinteraksi
Materi Pembelajaran 
Materi Pembelajaran Reguler : Interaksi Sosial dan Lembaga Sosial
Materi Pembelajaran Pengayan : Faktor penghambat dan pendorong interaksi sosial 
Materi Pembelajaran Remidial : Interaksi sosial dan lembaga sosial.

Metode Pembelajaran
Pendekatan Umum : Sainstifik 
Metode : Komunikasi Interaktif, demonstrasi dan permainan ular tangga 

Media dan Bahan
Media : Buku, Papan Tulis , Media Grafi (Permainan Ular Tangga pada kertas karton).
Bahan : Buku LKS

Sumber Belajar
Buku Paket K13
Referensi dari Internet
Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu

Pendahuluan
Apersepsi : 
Mengaitkan kejadian diluar kelas dengan materi seperti: menanyakan siswa-siwa apakah mereka bertemu dengan teman-temannya, dan apa yang mereka lakukan? Setalah itu guru menjelaskan bahwa yang dilakukan siswa tersebut merupakan bentuk interaksi sosial yang akan dipelajari pada pertemuan ini.
Menyampaikan Tujuan: guru menyampaikan tujuan kepada siswa bahwa tujuan pembelajaran yaitu agar siswa mengetahui pengertian dari interaksi sosial, pengaruh dari interaksi sosial, pengertian lembaga sosial berserta fungsi dan jenis lembaga sosial.
Guru menjelaskan metode pembelajaran: berkaitan dengan metode yang akan digunakan yaitu komunikasi interakfif sekaligus disusul dengan permainan ular tangga yang akan di mainkan oleh siswa dengan cara maju secara bergantian 
10 menit

Kegiatan Inti
Mengamati : Peserta didik mendengarkan penjelasan tentang Interaksi Sosial dan Lembaga Sosial yang diampaikan oleh guru secara sederhana, singkat dan mudah dipahami.
Menanya : Peserta didik menanyakan tentang hal-hal yang tidak di mengerti tentang interaksi sosial
Mengumpulkan data / informasi:
Peserta didik membaca buku dari berbagai referensi yang relevan tentang interaksi sosial dan lembaga sosial.
Peserta didik mencari informasi interaksi sosial (aktivitas kelompok pada buku siswa), Pengaruh interaksi sosial terhadap lembaga sosial bahkan dari lembaga sosialnya sendiri (aktivitas kelompok pada buku siswa).
Mengasososiasi
Peserta didik melakukan kegiatan curah pendapat untuk mengalisis Interaksi sosial  (aktivitas kelompok pada buku siswa), Pengaruh interaksi sosial terhadap pembentukan lembaga sosial, dan lembaga sosial (aktivitas kelompok pada buku siswa)
Peserta didik merumuskan Interaksi sosial  (aktivitas kelompok pada buku siswa), Pengaruh interaksi sosial terhadap pembentukan lembaga sosial, dan lembaga sosial (aktivitas kelompok pada buku siswa).
Mengkomunikasikan 
Peserta didik diajak untuk melakukan games berupa ular tangga berkaitan dengan materi yang dipaparkan dengan cara satu-persatu.
Peserta didik maju satu-persatu untuk mengikuti permainan dan menjawab soal-soal yang disediakan sesuai dengan kemampuan pengetahuan dan pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari berkaitan dengan materi Interaksi Sosial dan Lembaga Sosial.


70 menit 

Penutup
Peserta didik diberi kesempatan untuk menayakan hal-hal yang belum dipahami.
Guru memberikan penjelasan atas pertanyaan yang disampaikan oleh peserta didik.
Peserta didik diberi pesan tentang nilai dan moral
Peserta diingatkan untuk mengkaji lebih medalam berkaitan dengan materi yang dipaparkan.
Peserta didik diingatkan untuk membaca materi pada subbab berikutnya. 

10 menit 



Penilaian 
Penilaian Sikap Spiritual 
Teknik : Observasi 
Bentuk Instrumen
Penilaian Sikap Sosal
Teknik : Obserbasi 
Bentuk Instrumen :
Penilaian Pengetahuan
Teknik : Tes Tulis
Bentuk Instrumen : Angket 
Penilaian Keterampilan 
Tenik : Praktek 
Bentuk Instrumen