Jumat, 23 November 2018

EMIL DARDAK Akan Ke IAIN Madura

Sumberfoto(kompas.com)

Emil Dardak Wakil Gubernur Jawa Timur akan ke IAIN Madura


Pamekasan-Pria yang sekarang menjabat sebagai wakil gubernur jawa timur tersebut rencananya akan hadir ke pulau garam dalam rangka menjadi pemateri di acara seminar yang di adakan oleh Fradiksi (fraternity of bidikmisi studen) bertempat di auditorium Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura.

Acara seminar tersebut akan di adakan pada Senin, 03 Desember 2018 dimana pesertanya meliputi mahasiswa IAIN MADURA dan umum, dengan mengusung tema, "Eksistensi Pemuda dalam Menyikapi Tantangan Indonesia Emas 2045".

Salah satu pengurus Fradiksi, Moh Holil membenarkan tentang perihal kehadiran wakil gubernur Jawa timur tersebut. "Kami memang sudah mengundangnya dan masih tahap konfirmasi, famflet sudah kami sebar," Tuturnya.

Holil sapaan akrabnya menambahkan, tujuan di adakannya acara seminar tersebut dalam rangka pengkaderisasi anggota baru dari Fradiksi angkatan 2018, "dari awal memang acara ini untuk Mengkader anggota baru yang sudah di nyatakan lulus bidikmisi 2018," ungkapnya.

"Nah, untuk bisa hadir ke acara ini ada tiket yang harus di beli bagi peserta yang dari IAIN Madura 7 ribu dan untuk umum 10 ribu tapi tenang itu ples dengan fasilitas untuk peserta dan penjualannya kami buka sampai tanggal 26 November 2018," imbuhnya.

Jurnalis. spn





Sitemap: http://example.com/sitemap_location.xml

Jumat, 02 November 2018

Contoh hasil observasi lengkap

Contoh hasil observasi/penulisan obserobse 

KKM (KERITERIA KETUNTASAN MINIMAL)
Di MTS Ainul Falah Bakeong Guluk-Guluk Sumenep

LAPORAN OVSERVASI
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran
Yang Diampu Oleh bapak Febri


Oleh :
Sipan :20160701080089
Isnawatun Hasanah : 20160701080045


PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
2018


KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi rahmat, taufik serta hidayahnya kepada kami sehingga penulisan laporan observasi ini dapat berlangsung dengan lancar. Penulis selesaikan untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran. Semoga laporan ini memenuhi syarat seperti yang diharapkan.
Dalam hal ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
Bapak Febri selaku dosen pengampu mata kuliah Evaluaasi Pembelajaran
Bapak Abd Hamid, S.Pd selaku kepala sekolah MTS Ainul Falah yang telah memberikan izin dan fasilitas sekolah selama penulis melakukan observas.
Para guru dan siswa siswi MTS Ainul Falah yang telah berpartisipasi dalam pelaksanaan observasi.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini, oleh karena itu demi kesempurnaannya kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan untuk masa mendatang.

Pamekasan, 30 Oktober 2018
Penulis,







DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL I
KATAPENGANTAR II
DAFTAR ISI II
BAB I PENDAHULUAN 1
Latar belakanng 1
Perumusan Masalah 1
Tujuan observasi 2
Manfaat observasi 2
BAB II PELAKSANAAN OBSERVASI
Lokasi dan waktu observasi 3
Subjek observasi 3
Teknik pengumpulan data 3
BAB III HASIL OBSERVASI
Wawancara dengan Kepala Sekolah 4
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan............................................................................................... 7
Saran......................................................................................................... 7
DAFTARPUSTAKA...............................................................................................7




  BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Berbagai upaya telah banyak dilakukan dalam upaya meningkatkan mutu lulusan yang dihasilkan oleh suatu lembaga pendidikan. Sebagian pihak percaya bahwa peningkatan mutu lulusan harus dilakukan dengan meningkatkan berbagai sarana dan pasarana pendukung kegiatan pendidikan, namun dipihak lain berpendapat pula bahwa peningkatan mutu pendidikan harus dilakukan dengan meningkatkan kinerja dan profesionalisme guru. Kedua pendapat ini merupakan salah sebagian saja dari banyak pendapat yang dilontarkan oleh para ahli, pengamat dan praktisi pendidikan. Hal ini tergantung bagaimana para ahli, pengamat, dan praktisi tersebut menetapkan sudut pandangnya.
Para professional pendidikan sekarang ini kurang memiliki pengetahuan atau pengalaman yang diperlukan untuk menyiapkan para siswanya dalam mecapai target KKM. Tradisi rupanya menghalangi proses pendidikan untuk melakukan perubahan yang diperlukan agar programnya sesuai dengan kebutuhan siswa. Petugas yang profesional adalah petugas yang memiliki keahlian, tanggung jawab, dan rasa kesejawatan yang didukung oleh etika profesi yanng kuat.Akan tetapi, fakta menunjukkan bahwa kkm (keteria ketuntasan minimal siswa sekolah dasar belum mempunyai target nilai yang tinggi atau yang baik . Oleh karena itu, dalam penulisan laporan ini penulis akan membahas tentang “KKM (Keriteria Ketuntasan Minimal)

Rumusan Masalah
Dalam laporan ini penulis akan membahas beberapa masalah tentang usaha pihak sekolah dalam mewujudkan KKM yang baik dan maksimal yaitu Bagaimana upaya – upaya guru dalam meningkatkan kualitas siswa agar mecapai KKM di MTS Ainul Falah ?


Tujuan Penulisan
Laporan observasi ini disusun selain untuk memenuhi tugas mandiri ada mata kuliah Evaluasi Pembelajaran juga memberi wawasan dan pengetahuan baru bagi kami agar kami mengetahui bagaimana upaya – upaya guru dalam meningkatkan kualitas siswa agar mecapai KKM.

Manfaat Observasi
Bagi mahasiswa
Mahasiswa sebagai calon guru memperoleh pengalaman baru tentang observasi dan menambah wawasan terkait bagaimana cara menentukan KKM yang baik
Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana upaya – upaya guru dalam meningkatkan kualitas siswa agar mecapai KKM.
Bagi guru
Guru lebih mengetahui tentang bagaimana Upaya meningkatkan kualitas siswa agara mencapai KKM.
 Bagi penulis lain laporan ini diharapkan dapat menjadi informasi berharga bagi para penulis guna menciptakan tulisan yang lebih bermanfaat khususnya untuk bidang pendidikan.










BAB II
PELAKSANAAN OBSERVASI
LOKASI DAN WAKTU
Lokasi Observasi
Dalam observasi ini penulis mengambil lokasi di MTS Ainul Falah yang berlokasi di Desa Bakiong, Kecamatan Guluk-guluk, Kabupaten Sumenep.
Pelaksanaan observasi
Penulis telah melaksanakan observasi selama satu kali dengan hari dan tanggal yang sama . Waktu yang digunakan yaitu : Selasa, 30 Oktober  2018 Perkenalan dan meminta izin untuk melakukan observasi.
Melakukan serangkaian wawancara dengan Kepala Sekolah MTS Ainul Falah serta melakukan study dokumentasi dengan para guru
SUBYEK OBSERVASI
Subyek observasi yang penulis pilih untuk narasumber observasi yaitu Kepala Sekolah MTS Ainul Falah.
VARIABEL OBSERVASI
Variabel observasi yang menjadi titik tolak penulis adalah cara penentuan KKM serta upaya upaya guru dalam Manajemen Berbasis sekolah dengan bertumpu pada upaya – upaya guru dalam meningkatkan kualitas siswa agar mecapai KKM di MTS Ainul Falah.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Instrumen pengumpulan data Manajemen Berbasis Sekolah melakukan wawancara yang hanya melibatkan Kepala Sekolah MTS Ainul Falah.



BAB III
HASIL OBSERVASI
Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah
Berapa KKM (keriteria Ketuntasan Minimal) di sekolah ainul falah ini?
Keriteria ketuntasan minimal di sekolah ini berbeda beda  ada yang 75 untuk mata pelajaran yang di anggap mudah sperti bahasa indonesia, PPKN dan mata pelajaran lainnya serta ada yang 65 bagi mata pelajaran menghitung seperti Matematika
Bagai mana cara menentukan KKM (keriteria Ketuntasan Minimal)?
Kami menentukan KKM (keriteria Ketuntasan Minimal) disini melalui beberapa musayawarah oleh semua guru yang menjadi acuan yakni kemampuan siswa dalam mencapai pembelajarannya.
Bagaimana upaya – upaya pihak sekolah dalam meningkatkan kemampuan siswa agar mencapai KKM (keriteria Ketuntasan Minimal) ?
Kami melakukannya dengan cara menambah jam efektif, menggunakan metode pembelajaran yang bersifat PAKEM, melatih anak – anak mengerjakan soal – soal dan kami juga menambah tambahan pelajaran misalnya bimbel yang diadakan di sekolah. Tetapi anak – anak juga banyak yang mengikuti Les bimbingan belajar di luar sekolah.
2.      Bagaimana cara mengantisipasi peserta didik terlalu stress memikirkan KKM (keriteria Ketuntasan Minimal)  ?
Untuk mengantisipasi hal tersebut kami mempersiapkan mental anak – anak dengan cara mengadakan Try out, melatih soal – soal, serta kami juga memberi pengarahan kepada anak didik agar tidak takut terhadap KKM (keriteria Ketuntasan Minimal)  dan memberi semangat kepada mereka (Siswa – siswi).
3.      Bagaimana hasil Ujian tahun kemarin, apakah sudah maksimalkah ?
Alhamdulillah, untuk kelulusan tahun kemarin, prestasi anak didik kami sangat memuaskan, dan rata – rata mereka memperoleh hasil yang baik dengan kebanyakan rata – rata nya yaitu diatas 75 sampai 80.
4.      Apakah ada motivasi dari luar dan dalam sekolah demi terciptanya lulusan yang baik dan maksimal ?
Kalau motivasi dari luar sekolah kami memberi pengarahan kepada wali murid untuk selalu memantau kegiatan belajar siswa dirumah serta memberi semangat dan motivasinya agar si anak tidak jenuh untuk mempersiapkan diri menghadapi Ujian dan mencai KKM. Kalau dari pihak sekolah sendiri memberikan pengarahan dan penjelasan kepada anak didik agar selalu berdo’a dan terus belajar jika ingin mencapai KKM nanti. Jadi intinya pihak sekolah juga 
mengajak wali murid untuk bekerja sama memantau kegiatan belajar siswa

BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
Para professional pendidikan sekarang ini telah memiliki pengetahuan atau pengalaman yang diperlukan untuk menyiapkan para dalam pencapaian KKM (Keriteria Ketuntasan Minimal) dari sekolah . Tradisi rupanya menghalangi proses pendidikan untuk melakukan perubahan yang diperlukan agar programnya sesuai dengan kebutuhan siswa.

Saran

Dari apa yang telah penulis sampaikan dalam makalah ini, tentunya penulis mengharapkan pengkajian ulang oleh pembaca dengan tujuan penyempurnaan laporan ini sendiri di sebabkan oleh keterbatasan pengetahuan penulis yang tidak memadai, oleh karena itu jika ada sesuatu yang menurut pembaca kurang pas dalam penulisan laporan ini, kami mengharapkan kesediaannya untuk langsung menyampaikan permasalahannya kepada penulis, yang terahir kami ingin menyampaikan rasa terima kasih kami karena pembaca sudah berkenan membaca dan menelaah laporan ini, sekali lagi  kami banyak-banyak mengucapkan terima kasih.








Ingin lulus Bidikmisi ini caranya

Iangin lulus Bidikmisi ini Caranya.
Program Bidikmisi sudah tidak jarang di dengar oleh kalangan mahasiswa di manapun karena program ini telah memberikan bantuan untuk meringankan beban dalam hal finansial hususnya bagi mereka tidak mampu dan ingin melanjutkan kuliah.
secara sederhana syarat untuk bisa lulus Bidikmisi

1. Pintar
Kulitas menentukan kelulusan dari teman-teman karna dalam proses seleksi nanti akan ada ujian bisa tertulis jadi belajar latihan soal soal yang berkenaan dengan materi tesnya.

2. Kategori tidak mampu
Ini juga menjadi syarat dimana setiap penerima bidikmisi dirasa tidak akan mampu dalam hal finansiap sehingga mereka perlu di bantu.

3. Kelengkapan berkas
Persyaratan berkas barkas yang di dituangkan dalam syarat pendaftaran harus pula dilengkapi ini menjadi penting untuk penunjang kelulusannya.

4. Mengikuti setiap tahapannya
Biasanya alur pendaftaran bertahap jika kalian ketinggalan satu tahap saja maka itu akan berpotensi bagi kalian untuk tidak lulus.

informasi ini berdasarkan pengalaman penulis.
Semoga bermanfaat bagi pembaca sekalian


Makalah Bahan Ajar Display dan Papan Display

Bahan Ajar Display dan Papan Display

MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Bahan Ajar IPS
Yang Diampu Oleh Ahmad Imam Khairi, M.PD



Oleh :
Sipan :20160701080089
Kurnia Suci Febriza : 20160701080053
Misdin : 201607010800
Muarif : 201607010800

PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
2018


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberi nikmat sehat dan akhirnya bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas tentang  Bahan Ajar Display dan Papan Display dan  hal-hal yang berkaitan dengannya.
Dalam pembahasan makalah ini, kami bertujuan agar Mahasiswa lebih mengetahui bagaimana mana proses pendidikan berjalan dengan baik, salah satunya dengan memberikan pengalaman pembelajaran yanga menerik melalui penerapan bahan-bahan pembelajaran berbahan display dan papan display. Agar nantinya mahasiswa dapat mempelajari dan menerapkan cara memberikan pembelajaran yang menarik yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pendidikan jika sudah menjadi guru nanti.
Semoga apa yang akan kami bahas dalam makalah ini menjadi pengetahuan dan pengalaman. Selain itu kami juga mohon maaf apabila makalah ini ada kesalahan dalam penulisan, pemaparan materi dan lain sebagainya, yang kami tidak tahu letak kesalahan tersebut. Maka dari itu kami harapkan kritik dan sarannya, karena dengan saran dan kritikannya, bisa memberikan motivasi bagi kami agar menjadi lebih baik dalam pembuatan makalah berikutnya.








DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Permasalahan 1
C. Tujuan Penulisan 1

BAB II PEMBAHASAN 3
A. Pegertian Media display 3
B Langkah-langkah Membuat Media Display. 3
C. Jenis-Jenis Media Display 4
D. Pengertian Media Papan Display 10

BAB III PENUTUP 15
A. Kesimpulan 15
B . Saran 15

DAFTAR PUSTAKA 16 BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pendidikan merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan lagi dalam kehidupan manusia diamana pendidikan sering dianggap sebagai jembatan kesuksesan sehingga tidak heran kalau pendidikan selalu dituntut agar relevan dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat apalagi diera medern ini semua sudah serba canggih.
Selanjutnya menyadari pentingnya pendidikan bagi masyarakat maka penting pula memahami bagian bagian yang menjadi penunjang keberhasian pendidikan salah satunya bahan ajar.
Bahan ajar merupakan suatu hal yang penting dalam pembelajaran mengapa begitu karena pendidikan yang sukses bila bahan pembelajarannya sesuai dengan kebutuhan peserta didik ada banyak macam pembelajaran yang dapat diterapkan  itu semua bisa menjadi pilihan sebagai penunjang pembelajaran yang efektif.
Secara harfiah media diartikan perantara AECT mendifinisikan media sebagai salah satu bentuk yang digunakan untuk proses penyaluran informasi. Pemnggunaan bahan pembelajaran diharapkan siswa lebih memahami pembelajaran secara cepat dengan memberikan pengalaman-pengalaman pembelajaran yang menarik salah satunya pembelajaran berbahan display dan papan display.
Sebenarnya dalam pembelajaran di sekolah dasar sangat banyak media pembelajaran yang dapat digunakan seperti media pembelajaran audio, media pembelajaran video, media pembelajaran visual dan lain-lain. Namun, pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang media display dan papan display sebagai media pembelajaran.

Rumusan Masalah
Bagaimana cara memproyeksikant media pembelajaran berbahan display?
Bagaimana cara memproyeksiakan media pembelajaran berbahan papan dislay?


Tujuan Penulisan
Membahas tentang cara memproyeksikant media pembelajaran berbahan display
Membahas tentang cara memproyeksikant media pembelajaran berbahan papan display.
















BAB II
PEMBAHASAN
Pegertian Media Display
Media display adalah suatu alat yang digunakan untuk mempertunjukkan contoh-contoh pekerjaan siswa, gambar-gambar, kartu poster-poster, dan objek-objek 3 dimensi yang kecil atau material belajar lainnya. Boleh dikatakan alat ini menjadi tempat guru dan siswa melakukan proyek kerja
 Tujuan Dibuatnya Media Display  sebagai tempat menjelaskan peristiwa-peristiwa, peraturan-peraturan sekolah, daftar-daftar dan informasi-informasi lainnya serta mendorong minat siswa dalam pekerjaan sekolah dan memajukan hubungan masyarakat yang baik.
Langkah-langkah pembuatan media pembelajaran berbahan display
Menentukan satu subjek. Yang merupakan satu kesatuan tentang suatu ide atau suatu masalah. Rumuskan dalam bentuk pernyataan berupa komposisi tertulis yang menarik
Membuat suatu judul. Membuat judul atau tema karangan yang menarik. Dapat berupa pertanyaan, slogan, atau pernyataan singkat.
Mengumpulkan bahan-bahan. Mengumpulkan bermacam-macam gambar, kartun, objek-objek kecil, buku, pamflet, dan sebagainya. Untuk melakukan kegiatan ini diperlukan berbagai alat, seperti gunting, alat perekat, dan sebagainya.
Merencanakan susunan. Susunan ini hendaknya bersifat artistik. Bahan disusun secara teratur dan jangan sampai campur aduk. Pada langkah ini sebaiknya direncanakan penggunaan dan pengaturan warna agar display menarik
Merencanakan pemberian huruf. Huruf-huruf biasanya ditempelkan melekat pada papan buletin. Harus diperhatikan tentang spacing style, warna, dan bahan dari huruf tersebut. Labelnya harus jelas dan sederhana. Huruf-huruf dapat dibuat dari kayu, boar metal atau plastik. Selain itu huruf dari tinta, kapur, dan sebagainya.
Melaksanakan dan menilai. Setelah kelima langkah di atas dilalui dengan seksama, maka sampailah pada langkah ke 6 yakni melaksanakan pemasangan dengan meletakkannya bersama-sama. Selanjutnya, sebaiknya dilakukan penilaian apakah telah memenuhi syarat yang diperlukan, baik kearsitekannya, teknik maupun nilai pendidikannya.
Proses display ini dapat juga dilanjutkan pada langkah berikutnya. Kita buat display yang telah selesai ini sebagai tahapan pertama. Selanjutnya berdasarkan tahapan ini kita merencanakan tahapan display sebagai kegiatan lanjutan. Dengan demikian proses display sebagai alat akan berjalan secara kontinyu dan kelak menjadi suatu rangkaian pelajaran tertentu.

Jenis-jenis Bahan Ajar Display
Flipchart
Flipchart adalah kumpulan ringkasan, skema, gambar, table yang dibuka secara berurutan berdasarkan topic materi pembelajaran 
Flipchart merupakan jenis bahan ajar display yang sederhana, dan ketika digunakan dalam konteks yang sesuai, merupakan bahan ajar yang sangat efektif untuk mempresentasikan informasi untuk kelas atau kelompok kecil. Flipchart  biasanya terdiri dari beberapa lembar kertas yang dilekatkan pada papan atau standar dengan cara menjepitnya di bagian atas papan atau standar tersebut. Dengan demikian, kertas dapat dilipat ke belakang atau dibuka lagi ke depan sesuai kebutuhan
Flipachart  pada umumnya dapat digunakan untuk dua kebutuhan mendasar.
Mempresentasikan sesuatu secara berurutan dengan menggunakan lembar-lembar kertas yang sudah dipersiapkan terlebih dahulu.
Menyampaikan materi yang akan dibahas langsung dengan cara mempersiapkan lembar-lembar kertas kosong.
Adhesive
Adhesive adalah jenis bahan ajar display yang dilekatkan pada permukaan display dengan cara-cara tertentu. Yang termaksud kelompok ini adalah feltboard, display, hook and loop board display, serta magnetic board display.
Feltboard display adalah display yang dapat dipindahkan, yang dihasilkan dengan cara menempelkan bentuk-bentuk tertentu dari bahan yang akan di display, baik pada papan atau pada dinding. Jenis bahan ajar ini relatif murah dan mudah dibawa-bawa, serta teknik  display-nya berguna, terutama untuk situasi yang membutuhkan perubahan atau pengaturan kembali bagian-bagian yang ditempelkan .
Contoh adhevise tentang nama-nama hewan dalam bahasa Inggris
Chart atau Wallchar
Chart atau wallchart merupakan lembar kertas yang lebar, yang mempresentasikan informasi tekstual, grafik atau piktorial, yang telah dipersiapkan terlebih dahulu.
Chart semacam ini dapat digunakan untuk mempresentasikan informasi selama pembelajaran atau dapat dipaku didinding kelas, untuk dipelajari siswa di mana mereka sempat.
Wallchart khususnya dapat digunakan untuk memberikan bahan-bahan tambahan atau berperan sebagai alat pengingat yang permanen bagi siswa. Contohnya adalah daftar susunan berkala yang dipajang di dinding kelas-kelas kimia. 
Gambar
Gambar merupakan suatu wujud atau rupa dalam bidang dua demensi. Gambar terdiri dari:
Contoh foto
Diagram
Diagram adalah susunan garis-garis  dan lebih menyerupai peta (Amir Hamzah,1981: 48), Diagram digunakan utk menyederhanakan konsep abstrak yang sulit dipahami, jika disajikan secara verbal.
Grafik
Grafik adalah bentuk visual yang memperlihatkan hubungan antara satu variabel dengan variabel lain. Jenis grrafik diantaranya: Grafik garis, grafik batang, grafik lingkaran, grafik gambar
Poster
Poster adalah konsep visual yg berisi pesan dalam bentuk gambar & tulisan sederhana atau singkat, namun memiliki makna yang luas, Isi poster adalah anjuran dan larangan. Pemanfaatan poster di kelas biasanya untuk dekorasi, meningkatkan motivasi belajar siswa, dan dapat juga digunakan untuk meningkatkan siswa akan kata-kata kunci
Foto
Foto yang ditempel di dinding kelas merupakan cetakan yang dibuat dari foto yang diperbesar. Setelah diperbesar dikombinasikan dengan informasi tertulis, wallchart, dll. Foto ini dapat berperan sebagai bahan ajar dan biasanya dikaitkan dengan informasi yang terdapat dalam caption-caption tertentu. 
Diaroma
Diaroma adalah sebuah pameran statis atau diam yang didesain untuk menyampaikan informasi tentang kejadian nyata yang didesain dalam bentuk 3 dimensi dikelilingi kaca, didalamnya terdapat patung lokasi dan latar belakang. Pesan dalam diorama adalah peristiwa masa lampau, sekarang atau kejadian yang akan datang.dan biasanya diberi latar yang sesuai agar lebih menarik.
Contoh diorama di Lubang buaya (G 30 S),  Contoh diorama di Monas  gambaran kehidupan manusia jaman dahulu, peristiwa yang sedang terjadi (orde kemerdekaan, orde baru, orde reformasi).
Contoh Media Display
Papan tulis /White Board
Salah satu media penyajian untuk proses pembelajaran yang sering digunakan adalah papan tulis/white bord.Kedua media ini dapat dipakai untuk penyajian tulisan-tulisan, sket-sket gambar dengan menggunakan kapur/spidol white board, baik yang berwarna ataupun tidak berwana. Maksud dari warna tersebut adalah agar tulisan lebih jelas, menarik dan dapat berkesan bagi peserta yang akan menerimanya.
Syarat-syarat papan tulis yang baik adalah:
Papan tulis harus buram, tidak boleh licin atau mengkilat
Warna dasar papan tulis harus lebih gelap dari alat tulis yang dipakai
Warna dasar white board putih.
Ukuran yang ideal adalah 90 x 120 cm atau 90 x 200 cm.
Untuk penggunaan papan tulis atau white board, perlu diperhati-kan:
Tulisan/gambar di papan harus jelas dan bersih
Hindari agar papan tulis tidak terlalu penuh dengan tulisan atau gambar-gambar sehingga sulit untuk dimengerti peserta.
Hapuskan tulisan/gambar tidak diperlukan lagi.
Tinggalkan papan tulis dalam keadaan bersih
Overhead Projector (OHP)
OHP merupakan jenis perangkat keras yang sangat sederhana, atasnya sebagai landasan terdiri atas sebuah kotak dengan bagian atasnya sebagai landasan yang luas untuk meletakkan transparansi. Cahaya yang amat terang dari lampu proyektor amat kuat menyorot dari dalam kotak dibiaskan oleh sebuah lensa khusus, yaitu lensa Fresnel melewati sebuah transparan ukuran 20 x 25 cm yang ditempatkan diatas landasan tersebut. Sebuah sistem pemantul cahaya dari cermin dan lensa, yang ditempatkan di atas kotak landasan, menghasilkan berkas cahaya berbelok 90°, Dengan lampunya yang amat terang dan sistem optiknya yang efisien, menghasilkan banyak sekali cahaya lampu sehingga memungkinkan untuk dipergunakan di ruangan biasa tanpa penggelapan.
Secara umum OHP digunakan untuk 
Pengganti papan tulis dengan menggunakan pen husus yang dituliskan pada lembaran transpara atau gulungan transparan
Tempat menunjukkan transparan yang telah di siapkan sebelumnya
Tempat menunjukkan bayangan suatu benda
Tempat menunjukkan model-model barang kecil baik dalam bentuk gerak atau diam
Untuk mendemostrasikan suatu percobaan
Untuk menunjukkan diagram aliran suatu sistem tertentu
Untuk memperlihatkan suatu sistem tertentu
Keunggulan
Harga murah dan variasi program banyak.
Sifatnya mudah untuk dipindahkan.
Dapat digunakan bersama – sama dengan alat perekam radio, sehingga dapat diulang atau diputar kembali.
Dapat merangsang partisipasi aktif pendengaran siswa, serta dapat mengembangkan daya imajinasi seperti menulis, menggambar dan sebagainya.
Penjelasan kepada peserta didik ataupun orang tua peserta didik yang masih awam, menjadi lebih menarik. karena menggabungkan konsep warna, penulisan bentuk dan lain-lain.
Mudah dalam pembuatannya, karena alat atau teknologi sekarang ini semakin canggih misalnya saja dalam membuat grafik dan chart.
Mudah dimengerti oleh peserta didik karena tidak melalui penjelasan yang amat panjang yang sulit membuat peserta didik mengerti.
Kelemahan media display
Memerlukan suatu pemusatan pengertian pada suatu pengalaman yang tetap dan tertentu, sehingga pengertiannya harus didapat dengan cara belajar yang khusus.
Media audio yang menampilkan simbol digit dan analog dalam bentuk auditif adalah abstrak, sehingga pada hal-hal tertentu memerlukan bantuan pengalaman visual.
Karena abstrak, tingkatan pengertiannya hanya bisa dikontrol melalui tingkatan penguasaan perbendaharaan kata-kata atau bahasa, serta susunan kalimat.
Media ini hanya akan mampu melayani secara baik bagi mereka yang sudah mempunyai kemampuan dalam berpikir abstrak.
Penampilan melalui ungkapan perasaan atau simbol analog lainnya dalam bentuk suara harus disertai dengan perbendaharaan pengalaman analog tersebut pada si penerima.



Pengertian Media Papan Display
Media papan display merupakan media yang tidak diproyeksikan, seperti gambar, poster,chart, realia, atau lainnya yang akan digunakan dalam proses pembelajaran kadang kala membutuhkan tempat untuk men-display atau memanjang. Banyak pilihan yang dapat digunakan untuk men-display atau memanjang media yang tidak diproyeksi, yaitu papan tulis atau blackboards, whiteboard,copyboard, dan buletin boards. Keempat jenis media display ini dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan.

Contoh Media Berbahan Papan Display
Media Realia
Media realia adalah media yang ditampilkan merupakan benda nyata. Benda nyata (real thing) merupakan alat bantu yang paling mudah penggunaannya, karena kita tidak perlu membuat persiapan selain langsung menggunakannya.
yang dimaksud dengan benda nyata sebagai media adalah alat penyampaian informasi yang berupa benda atau obyek yang sebenarnya atau asli dan tidak mengalami perubahan yang berarti. Penggunaan media realia lebih mendekatkan peserta didik ( penerima pesan ) dengan benda nyata tersebut, sehingga akan mudah memahaminya.
Media pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi nyata atau merupakan benda nyata akan memberikan pengalaman tersendiri bagi peserta didik yang tidak akan mudah dilupakan. Dengan melihat sendiri benda nyata tersebut, maka akan diharapkan peserta didik akan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata dan bukan hanya secara teori yang dipahaminya, namun benda itu sendiri hanya dilihat melalui gambar. Sebagai ilustrasi seorang pilot yang diberikan pembelajaran dengan hanya diberikan teori dan melihat gambarnya, tentunya akan mampu dilihat hasilnya. Seorang pilot yang sudah terbiasa praktek langsung akan lebih terampil dalam menjalankan pesawatnaya.
Bentuk realia sama dengan benda sebenarnya yang tidak mengalami perubahan sama sekali dan dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran. Akan tetapi, kesulitan kadang timbul dalam menghadirkan realia secara utuh yang disebabkan oleh ukuran yang terlalu besar atau sulit ditemukan di lingkuangan sekitar. Oleh karena itu, beberapa modifikasi seringkali harus dilakukan.
Dalam dunia pendidikan, realia sering dianggap sebagai media informasi yang paling mudah diaskes dan menarik. Sebagai media informasi, realia mampu menjelaskan hal-hal yang abstrak dengan hanya sedikit atau tanpa keterangan verbal. Dengan berinteraksi langsung dengan realia, diharapkan hal-hal yang kurang jelas, apabila diterangkan secara verbal akan menjadi jelas. Realia memiliki kemampuan untuk merangsang imajinasi pengguna dengan membawa kehidupan di dunia nyata ke dalam perpustakaan ataupun ke dalam kelas.
Realia akan sangat membantu apabila digunakan dalam suatu proses memperoleh informasi dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan melalui pengalaman sendiri atau sering disebut sebagai tujuan kognitif. Dalam proses ini, realia dilibatkan sebagai suatu obyek nyata yang belum dikenal dan para pengguna akan belajar untuk mengenalnya. Realia dapat memberikan pengguna pengalaman langsung dan nyata serta pengalaman keindahan yang tidak bisa didapat melalui media lain.
Untuk memungkinkan suatu realia ditampilkan dalam suatu ruangan kadang sangat sulit karena ukuran yang terlalu besar ( contoh: lokomotif, pesawat, mobil), atau terlalu kecil (contoh: kuman) atau memang tidak memungkinkan untuk ditampilkan (contoh: bulan). Kadangkala menghadirkan realia dapat berbahaya misalnya menampilkan ular. Cara mengatasinya dapat menggunakan ular mati yang telah diawetkan agar pengguna bisa mengamati dengan aman. Dengan jalan ini, pengguna masih merasakan pengalaman langsung.
Sebagai media pembelajaran, realia memiliki potensi untuk digunakan dalam berbagai topik mata pelajaran. Realia mampu meemberikan pengalaman belajar langsung (Hands on Experience) bagi siswa. Dengan menggunakan benda nyata sebagai media, siswa dapat menggunakan berbagai indera untuk mempelajari suatu objek. Siswa dapat melihat, meraba, mencium, bahkan merasakan objek yang tengah dipelajari. Dalam menggunakan realia, pengguna dituntut kemampuannya menginterpretasikan hubungan-hubungan tentang benda yang sesungguhnya.
Selain memiliki potensi sebagai media pembelajaran, realia juga memiliki keterbatasan. Salah satu keterbatasan realia adalah adanya kemungkinan siswa mempunyai interpretasi yang berbeda terhadap objek yang sedang dipelajari. Kemungkinan lain adalah informasi yang ingin disampaikan akan berbeda sehingga tidak sesuai dengan yang diharapkan.[3]
Sebelum memilih realia yang akan digunakan, Anda harus mempertimbangkan kemungkinan realia tersebut akan dipegang oleh siswa. Banyak realia yang sangat rapuh. Oleh karena itu, simpanlah realia yang rapuh dalam kotak pajangan. Idealnya, pengguna harus dapat menyentuh realia untuk mendapatkan pengalaman yang tidak mungkin didapat dari media lain. Kalau memungkinkan, realia tersebut disimpan dalam plastik yang tembus pandang sehingga realia dapat diambil tanpa takut rusak.
Apabila realia dianggap mahal, atau ruangan yang ada tidak memadai, perpustakaan dapat memutuskan untuk tidak memiliki realia dalam koleksinya. Pertanyaan atau permintaan tentang suatu realia dapat dilayani dengan cara mengarahkan pengguna ke tempat lain yang memiliki realia tersebut, misalnya ke kebun binatang untuk melihat binatang-binatang yang tidak mungkin ditampilkan di depan kelas, ke planetarium untuk mengetahui benda-benda ruang angkasa.
Hal lain yang penting diperhatikan dalam menggunakan realia sebagai media pembelajaran adalah:
Berikan kesempatan yang besar agar siswa dapat berintraksi langsung dengan benda yang saling dipelajari.
Guru hanya berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa mempelajari objek sebagai sumber informasi dan pengetahuan.
Berikan siswa kesempatan sebanyak mungkin yang berkaitan dengan objek yang sedang dipelajari.
Hindari hal - hal yang tidak diinginkan atau resiko yang akan dihadapi siswa pada saat mempelajari realia.














BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Media display adalah suatu alat yang digunakan untuk mempertunjukkan contoh-contoh pekerjaan siswa, gambar-gambar, kartu poster-poster, dan objek-objek 3 dimensi yang kecil atau material belajar lainnya.
Media pembelajaran berbahan display antara lain: papan tuli dan Overhead Projector. Kedua media ini dapat dipakai untuk penyajian tulisan-tulisan, sket-sket gambar dengan menggunakan kapur/spidol white board, baik yang berwarna ataupun tidak berwana
Media papan display merupakan media yang tidak diproyeksikan, seperti gambar, poster,chart, realia, atau lainnya yang akan digunakan dalam proses pembelajaran kadang kala membutuhkan tempat untuk men-display atau memanjang.

Saran
Dari apa yang telah penulis sampaikan dalam makalah ini, tentunya penulis mengharapkan pengkajian ulang oleh pembaca dengan tujuan penyempurnaan makalah ini sendiri di sebabkan oleh keterbatasan pengetahuan penulis yang tidak memadai, oleh karena itu jika ada sesuatu yang menurut pembaca kurang pas dalam penulisan makalah ini, kami mengharapkan kesediaannya untuk langsung menyampaikan permasalahannya kepada penulis, yang terahir kami ingin menyampaikan rasa terima kasih kami karena pembaca sudah berkenan membaca dan menelaah makalah ini, sekali lagi  kami banyak-banyak mengucapkan terima kasih.




DAFTAR RUJUKAN

Arifin, Zainal & Setiaawan, Adhi, Perkembangan Pembelajaran Aktif Dengan ICTk,(Yogyakarta: Skripta Media Creative, 2012), hlm. 124.
Sudjana dan Rivai, Media Pengajaran,(Bandung: Sinar Baru, 2019). Hlm. 37
Deny Setiawan, dkk. Komputer dan Media Pembelajaran, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2003), hlm. 27
Ani, Indriana “Jenis-jenis Media ”, Ngelmo.id, di akses dari  http://aniendriana.blogspot.com/2015/04/jenis-jenis-media-displai-dan-html? Jenis-jenis Media, pada tanggal 5 Maretl 2011 Pukul 017: 41.
Arip, Nogroho “Pemamfatan Media Disply dan Realia”, Ngelmo.id, di akses dari  http://aripristiantonogroho.blogspot.com/2015/04/pemanfaatan-media-displai-dan-realia.html?m=1 Jenis-jenis Media Displai, pada tanggal 28 April 2015 Pukul 04: 35.
Susanto, “Pengertian Media Display”, Ngelmo.id, di akses dari  http:/senjadisoreitu.blogspot.com/09/04/2015media-display pengertian Media Display, pada tanggal 22 September 2017 Pukul 18: 30